Hits: 485

Khotbah tentang salib Yesus tidak pernah membosankan. Salib memberitahukan kita, betapa besar kasih Allah kepada kita (Yoh. 3:16). Untuk menyelamatkan kita manusia berdosa Allah Bapa menyerahkan Yesus Kristus ke tangan orang-orang berdosa, membiarkan Ia disalibkan dan mencurahkan darah-Nya untuk kita. Penderitaan salib ini tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Bahkan dalam penderitaan yang hebat Yesus mengucapkan beberapa kata:

1. Aku haus! Karena cairan dalam tubuh Yesus sudah mengalir keluar semua. Ketika Yesus dalam keadaan teramat haus, tidak ada yang memberi Dia minum air. Karena kehausan seluruh tubuh-Nya sangat kesakitan bagaikan terbakar,  seperti orang kaya di neraka yang tidak ada setetes air pun untuk menyejukkan lidah (Lht. Luk. 16:24). Demi untuk memberi kita air hidup, Dia yang adalah Allah pencipta alam semesta rela mati kehausan!

2. Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Perkataan ini memberitahukan kita, penderitaan Tuhan adalah karena ditinggalkan Allah tanpa perlindungan dan penyertaan Allah Bapa. Sesungguhnya Yesus dan Bapa adalah satu. Dia dengan Bapa selamanya bersama di dalam kemuliaan. Ketika Yesus di dunia, Bapa juga menyertai Dia selalu, seperti, setelah Yesus dicobai Iblis di padang gurun, malaikat-malaikat datang melayani Dia. Ketika Yesus berdoa di Getsemani, malaikat datang memberi kekuatan kepada-Nya. Ketika Yesus dibaptis di sungai Yordan, Allah Bapa menyatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Yoh. 8:29: “Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Tetapi, ketika Yesus di salib karena menaati kehendak Bapa, Allah Bapa tidak mengutus malaikat datang melayani Dia, dan suara Allah Bapa yang mengakui Yesus juga tidak kedengaran lagi. Langit dan bumi menjadi gelap! Hanya Yesus seorang sendiri ditinggalkan di kayu salib. Mengapa? Apakah Allah Bapa sudah meninggalkan Yesus? Yes. 53:6 “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah (53:10). Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh (53:5). Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib (1Ptr. 2:24). Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita (1Yoh. 4:9-10). Untuk alasan ini Tuhan Yesus di atas kayu salib berdoa kepada Allah Bapa:

3. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Ini adalah doa untuk kita juga. Ia disalibkan karena dosa-dosa kita. Yesus berdoa untuk pengampunan dosa kita, walaupun tubuh-Nya sangat kesakitan, karena darah-Nya tercurah, rongga mulut, dan tenggorokan semua menjadi kering sehingga Ia tidak dapat berbicara, namun Ia tetap berdoa kepada Allah Bapa untuk kita orang-orang berdosa. Yakinlah bahwa Allah Bapa mendengar doa ini, karena ini adalah doa yang sesuai dengan kehendak Bapa. Apa yang dikatakan Bapa yang mendengar doa ini kepada kita? “Kamu orang-orang berdosa datanglah ke hadapan salib, lihatlah Yesus yang tersalib bagimu! Dengarlah Ia berdoa untuk pengampunanmu. Aku berjanji kepada-Nya untuk mengampuni dosa-dosamu. Asal kamu percaya, Aku akan mengampunimu! Karena semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh. 1:12).

              Dalam Perjanjian Lama, ketika bangsa Israel di padang gurun karena keserakahan, mereka bersungut-sungut kepada Allah dan Musa, maka Allah menghukum mereka, dengan mendatangkan ular-ular berbisa ke tengah-tengah bangsa itu  memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. Ketika Musa berdoa kepada Allah, Allah menyuruh mereka mengangkat ular tembaga; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, ia akan tetap hidup. Mereka yang melakukan sesuai yang diperintahkan Tuhan tetap hidup, tetapi yang tidak percaya dan tidak melakukannya semuanya mati. Cara penyelamatan seperti ini adalah gambaran penyelamatan Yesus di kayu salib. Barangsiapa yang datang ke hadapan salib Yesus berharap kepada Tuhan Yesus, percaya pada firmanNya akan beroleh selamat. Yoh. 3:18: “ Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”

          Orang-orang berdosa dihukum bukan karena mereka berbuat dosa tapi karena mereka tidak percaya salib  pengampunan Yesus! Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil(1Kor. 1:18, 21). Waktu Tuhan datang kembali, mereka yang tidak percaya, akan menerima penghukuman kekal. Selagi masih ada kesempatan, segeralah terima Dia.