Hits: 384

Puji syukur kepada Tuhan, hari ini kita bisa merayakan “hari Mama”, meskipun cara merayakannya tidak sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi kita tetap bisa beribadah kepada Tuhan, menikmati persembahan puji-pujian anak-anak Sekolah Minggu, Kelas Remaja dan sharing seorang ibu melalui live streaming. Tentu  perayaan hari “Mama” yang sederhana ini tidak akan mengurangi makna kehadiran seorang “Mama” di tengah-tengah keluarga kita.

Hari ini akan belajar dari seorang wanita, yang dalam hidupnya mengalami banyak  kesulitan dan kepahitan tetapi tetap menjadi seorang wanita yang luar biasa. Siapakah wanita ini? Dia adalah Hana. Di dalam 1 Samuel 1:1-28, sangat jelas mencatat sejarah perjalanan hidupnya. Karena ketaatan dan kesetiaannya kepada Tuhan, hidupnya yang penuh kepahitan pada akhirnya berubah menjadi hidup yang penuh sukacita dan menjadi berkat. Mari kita perhatikan, apa yang menarik dari pribadi Hana?

Pertama, Hana adalah seorang wanita yang luar biasa. Dari bagaimana ia menghadapi kesulitan di dalam keluarganya kita bisa melihat, bahwa ia adalah seorang wanita yang luar biasa. Ayat 1 dan 2 memberitahukan kita, Elkana mempunyai dua isteri yakni Hana dan Penina. Wanita mana yang mau bila ada wanita lain hidup di tengah-tengah kehidupan keluarganya? Tapi ini terjadi di dalam kehidupan Hana. Karena itu, Hana pasti tidak mendapatkan kasih yang utuh dari Elkana, suaminya. Ia harus mengorbankan perasaannya di dalam kehidupan keluarga yang berpoligami, meskipun ini sangat sulit dan menderita tapi tidak membuatnya menyerah pada keadaan, ia tetap sabar dan bisa melewatinya dengan baik.

Kedua, Hana adalah seorang istri luar biasa. Hana juga memperlihatkan bahwa ia adalah seorang isteri yang luar biasa. Dari ayat 4-8 kita dapat melihat hal ini. Walaupun ia selalu disakiti hatinya dan dihina oleh Penina, madunya itu, karena TUHAN tidak memberi anak kepadanya, ia tetap setia mendampingi Elkana, suaminya. Meskipun Elkana tidak memahami akan hatinya, Hana tidak pernah berontak pada Elkana. Bahkan, walaupun Tuhan sudah menutup kandungannya, ia tetap menunjukkan seorang isteri yang setia mendampingi suaminya.

Ketiga, Hana adalah seorang Mama/ibu yang baik dan luar biasa. Dari ayat 22-28 kita dapat melihat hal ini. Setelah Tuhan mengaruniakan seorang anak kepadanya, Hana menunaikan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu untuk menyusui Samuel, sampai waktu yang ditentukan. Dan untuk membayar nazarnya (1:11), Hana rela mempersembahkan anak kesayangannya untuk melayani Tuhan seumur hidupnya. Ia tidak memiliki sikap egois untuk mempertahankan Samuel, anak kesayangannya. Sesungguhnya ketika Hana bersedia melepaskan Samuel, ia sedang mempersiapkan sebuah masa depan yang baik bagi Samuel dan juga menyerahkan masa depan dirinya sendiri kepada Tuhan. Hana sadar hidup Samuel berasal dari Tuhan, ia anak yang dianugerahkan Tuhan kepadanya, jadi sebenarnya Hana tidak kehilangan dia, tetapi hanya mengembalikannya kepada Tuhan.

Apa kuncinya Hana bisa menjadi seorang wanita, isteri dan ibu yang luar biasa bagi keluarganya? Ia tahan banting bagaikan sebuah bola karet yang dilemparkan kemana saja tetap utuh bentuknya. Karena takkala ia mengalami kepedihan, kepahitan dan tekanan hidup, ia tahu  mencurahkan isi hatinya di hadapan Tuhan, menyerahkan segala beban beratnya hanya kepada Tuhan, dan  membiarkan Tuhan bekerja sesuai waktu-Nya.

Bagaimana dengan kehidupan kita sebagai seorang wanita, isteri dan Mama/ibu hari ini? Apakah ada kepahitan dan kepedihan dalam hidup ini? Bersandarlah kepada Tuhan, dan kita akan dimampukan menjadi seorang ibu yang baik dan menjadi berkat bagi keluarga kita dan orang lain. Tuhan memberkati kita. Amin.