Hits: 1464
Sebenarnya mau mengikut Yesus mudah atau susah? Alkitab mengajarkan dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan akan diselamatkan (Rm 10:10). Artinya, kita percaya dan mengakui Yesus pasti akan diselamatkan. Jadi orang-orang yang diselamatkan adalah orang-orang yang mengikut Yesus. Orang-orang yang mengikut Yesus adalah orang-orang yang percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Kelihatannya sangat mudah mengikut Yesus. tetapi sebenarnya sulit. Lukas 9:23 berbunyi: “Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. Jadi mengikut Yesus bukan hanya sekedar mengaku dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi harus menyangkal diri. Apa artinya menyangkal diri? Mengapa pengikut Yesus diharuskan menyangkal diri? Di dalam Lukas 9:23 tidak dijelaskan apa itu menyangkal diri dan Yesus sendiri juga tidak menjelaskan arti menyangkal diri. Yesus tidak memberikan alasan mengapa pengikut-Nya harus menyangkal diri. Yesus hanya mengatakan: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Walaupun Lukas 9:23 tidak menjelaskan apa maksudnya mengikut Yesus harus menyangkal diri, tetapi dari peristiwa Yesus memanggil 12 muridNya dan orang-orang yang berusaha untuk mengikut Dia, kita akan mengerti perkataan Yesus ini.
Pertama, melupakan kepentingannya sendiri. Dalam hidup ini kita semua memiliki kepentingan pribadi dan kebutuhan yang kita anggap sangat penting, contoh: tempat tinggal, menguburkan orang tua yang meninggal, pamitan terlebih dahulu dengan keluarga ketika mau bepergian (Lht. Luk. 9:57-62) Tetapi apabila kita mau mengikut Yesus, kita dituntut untuk menyangkal diri yakni harus melupakan kepentingannya sendiri. Bagaimana mungkin kita bisa melupakan kepentingan kita sendiri? Pada dasarnya manusia memiliki sikap mementingkan diri sendiri. Mari, kita meneladani Paulus yang demi Kristus telah melupakan kepentingannya sendiri, seperti yang dikatakannya “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20a). Jelaslah bahwa ia bisa karena Kristus yang memampukannya. Melupakan kepentingan diri adalah bentuk penyerahan hidup kita secara total kepada Tuhan. Ini adalah syarat yang dituntut Yesus bagi yang mau mengikut Dia.
Kedua, menyerahkan hak kita kepada Allah. Apakah setiap kita berhak memiliki tempat tinggal bila kita mampu membelinya? Apakah kita berhak menguburkan orang tua? Apakah kita berhak berpamitan dengan keluarga? (Lht. Luk. 9:57-62). Setiap manusia memiliki hak, tapi ketika kita mau mengikut Yesus kita harus menyerahkan hak kita kepada Tuhan. Mengapa? Supaya kita bisa lebih konsentrasi (sepenuh hati) melayani Dia. Hati dan Pikiran kita tidak bercabang lagi ketika kita melayaniNya. Maksudnya di sini bukan berarti kalau kita mau mengikut Yesus, maka kita tidak perlu tempat tinggal, mengurus orang tua dan berpamitan dengan keluarga, tapi tekanannya adalah kita harus mengutamakan dan memuliakan Tuhan.
Ketiga, meletakkan kehendak Allah di atas segalanya. Mengapa Simon Petrus dan Andreas meninggalkan jala mereka dan segera mengikut Yesus? Mangapa Yakobus dan Yohanes juga meninggalkan perahu dan orang tua mereka lalu segera mengikut Yesus? Karena mereka memahami kehendak Allah di atas segalanya. Walaupun Petrus, Andreas, Yakokus dan Yohanes memiliki kehendaknya sendiri, tetapi mereka mampu melihat kehendak Tuhan jauh di atas kehendak mereka, maka mereka segera meresponi panggilan Tuhan.
Bagaimana kehidupan kita hari ini? Sudah berapa lama kita menjadi orang Kristen? Walaupun situasi dan kondisi kita sudah tidak sama lagi, tetapi syarat mengikut Yesus tetap sama, yakni harus menyangkal diri: Menyerahkan hidup secara total kepada-Nya, konsentrasi dalam melayani-Nya dan meletakkan kehendak-Nya diatas segala-galanya, dengan demikian barulah kita layak disebut murid-murid-Nya. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin.