Hits: 29
Tema renungan kita hari ini adalah “Waktunya Sudah Dekat”. Waktu-Nya sudah dekat, sudah di ambang pintu, langit dan bumi akan berlalu. Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri yang tahu (Mat. 24:36).Ketika waktu-Nya tiba, langit dan bumi serta segala isinya akan lenyap. Segala sesuatu yang kita miliki akan sirna. Tidak ada lagi waktu dan kesempatan untuk berbenah diri. Tapi sebelum semuanya itu terjadi kita akan masuk dalam masa yang sulit; masa penganiayaan, kesusahan dan penderitaan. Dan ketika waktu-Nya tiba kita akan mengalami penghakiman.
Petrus tidak hanya mengingatkan kita bahwa kesudahan segala sesuatu (kesudahan dunia) sudah dekat, tetapi juga memberikan kita nasehat apa yang harus dilakukan sebelum kesudahan itu tiba. Dalam menanti datangnya kesudahan segala sesuatu, semua orang harus mempersiapkan diri dengan baik-baik. Apa nasehat Petrus?
1. Menguasai diri, tenang, berjaga-jaga dan berdoa supaya iman kita kuat.
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa (4:7). Berdoalah artinya berbicaralah kepada Tuhan, mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Banyak orang tidak menyadari berdoa adalah investasi waktu yang baik untuk meningkatkan kualitas iman kita. Investasikanlah waktu kita setiap hari bersama Tuhan. Alangkah baiknya bila hari ini kita tidak hanya memiliki investasi saham, asuransi tapi juga investasi waktu kita bersama Tuhan. Sadar atau tidak, setiap detik, menit, dan jam yang kita miliki selalu kita investasikan untuk sesuatu. Tetapi, ke mana kita menginvestasikan waktu kita paling banyak? Hendaklah kita meluangkan waktu lebih banyak bersama Tuhan melalui ibadah, persekutuan dan pelayanan. Karena waktu-Nya sudah dekat, kiranya kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan bertumbuh di dalam Tuhan, supaya kita dapat menguasai diri, jadi tenang dan berdoa.
2. Saling Mengasihi. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa (4:8). Di sini kasih yang dimaksud adalah kasih yang aktif, bukan kasih yang pasif. Bukan kasih yang hanya terucap di mulut tanpa tindakan. Bukan hanya kasih yang berupa simpati tetapi empati, yang membuat kita melakukan tindakan nyata untuk menyatakan kasih. Karena itu, dalam ayat 9 dan 10 dikatakan: “Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Dan Layanilah seorang akan yang lain…”. Kasih yang kita miliki tidak hanya memberi dampak yang menguntungkan kita pada saat tibanya kesudahan segala sesuatu. Tetapi juga harus berdampak bagi orang lain dalam menghadapi tibanya kesudahan segala sesuatu. Kasih yang demikian inilah yang menjadi kasih sempurna.
Mengapa kasih yang paling utama, pada saat kesudahan segala sesuatu? Karena tanpa kasih segala sesuatu yang kita lakukan, bahkan sampai kita menyerahkan tubuh untuk dibakar sekalipun tidak ada gunanya (1Kor. 13:3) Segala sesuatu akan berakhir, tetapi kasih tidak akan berkesudahan .
Sungguh kita hidup harus memiliki kasih. Untuk saat ini ada tiga hal yang kita harus tetap lakukan: iman, pengharapan dan kasih, yang paling penting adalah kasih. Dengan kita memiliki iman dan kasih, maka hidup kita memiliki pengharapan pada waktu kesudahan dunia ini. Bagaimana iman dan kasih kita di hadapan Tuhan hari ini?