Hits: 1114

Tema renungan kita hari ini adalah “Yehova Rafa” artinya “Akulah TUHAN yang menyembuhkan”. Firman Tuhan yang menjadi dasar renungan kita adalah Keluaran 15:26. Bisa dikatakan, ayat ini merupakan titik sentral dari keseluruhan ayat-ayat yang ada dipasal 15 ini. Ini berarti hal ini sangat penting, karena di dalamnya merupakan perintah dan janji Tuhan. Penekannya adalah “Akulah TUHAN yang menyembuhkan – Yehova Rafa. Mengapa Tuhan berkata kepada bangsa Israel: “Akulah TUHAN yang menyembuhkan”? Apa penyakit bangsa Israel sehingga mereka perlu disembuhkan?

Kalimat yang sederhana ini bisa membuat kita salah mengerti makna yang terkandung di dalamnya. Ada beberapa gereja memberikan pengajaran yang salah tentang kesembuhan dari Tuhan. Mengapa? Karena penekanannya pada kesembuhan tanpa disertai pengakuan dan pengampunan dosa. Oleh sebab itu, mari kita perhatikan baik-baik perintah dan janji Tuhan ini. “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah- perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau.” (Kel. 15:26)

Apa penyakit bangsa Israel? Yaitu mereka tidak sungguh-sungguh mendengar suara Tuhan dan tidak taat kepada perintah-perintah-Nya serta tidak sepenuh hati percaya atau mengikuti Tuhan. Apakah benar bangsa Israel memiliki penyakit yang demikian? Dari Keluaran 14:31 kita dapat melihat ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu. Bangsa Israel percaya kepada TUHAN karena mereka baru melihat pekerjaan Tuhan yang sangat luar biasa, yakni mereka bisa berjalan di laut Teberau yang kering. Karena itu kalau kita melihat Keluaran 15:1-22 adalah pujian sorak-sorai penuh sukacita dan kemenangan yang luar biasa. Miryam, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya, dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari. Dan menyanyilah Miryam memimpin mereka: “Menyanyilah bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur; kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.” Tak henti-hentinya mereka memuji dan mengagungkan nama TUHAN.

Tetapi setelah mereka sampai di Mara, mereka tidak mendapat air untuk diminum, maka mulailah mereka bersungut-sungut kepada Tuhan. Namun Tuhan tetap setia, peduli dan mengasihi mereka. Tuhan menyembuhkan dahaga mereka, air yang pahit dibuat menjadi air yang manis. Dan Tuhan tidak hanya menyembuhkan jasmani mereka tetapi rohani mereka juga. Karena itu Tuhan memberikan perintah sekaligus janji kepada mereka: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah- perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau.”

Perjalanan hidup kita hari ini tidak jauh berbeda dengan kehidupan bangsa Israel pada waktu itu, senang dan susah datang silih berganti. Apakah waktu susah kita peka mendengarkan suara Tuhan? Tuhan ingin kita dalam keadaan susah dan senang memasang telinga mendengar dan mengikuti Firman-Nya, karena Ia akan menyembuhkan kita. Dalam Yesaya 53:5 dikatakan: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Kiranya Tuhan memberkati kita.