Hits: 1793

Roma 16:3-4 adalah gambaran sebuah pelayanan luar biasa yang ditunjukkan oleh pasangan suami-istri Akwila dan Priskila. Mengingat akan kehidupan mereka yang sulit, di mana mereka diusir oleh kaisar Klaudius dari Roma pindah ke Korintus. Mereka tetap menunjukkan kesaksian hidup yang baik, sehingga Paulus mengatakan: “mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku”. Catatan Alkitab selanjutnya juga memberitahukan kepada kita, bahwa tempat tinggal mereka dipakai untuk beribadah.

Siapakah Akwila dan Priskila ini? Mereka adalah orang Yahudi yang berasal dari Pontus yang kemudian tinggal di Roma dan pekerjaan mereka berdua adalah tukang kemah (Kis. 18:1-3). Bagaimana mereka mengenal Tuhan? Beberapa tafsiran menjelaskan bahwa mereka mengenal Tuhan pada saat turunnya Roh Kudus di Yerusalem, di mana banyak orang-orang Yahudi yang saleh bangsa-bangsa datang ke Yerusalem saat terjadi pencurahan Roh Kudus (Kis 2:5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.), di antaranya ada orang-orang Pontus juga. Jadi dari situ mereka mengenal Jalan Tuhan. Setelah mereka tinggal di Korintus, Paulus datang ke tempat mereka. Akwila dan Priskila menerima kedatangan Paulus dan akhirnya mereka bekerjasama membuat kemah dan melayani Tuhan.

Dari kehidupan Akwila dan Priskila ada beberapa teladan yang sangat penting untuk kita pelajari:

Pertama, Suami – istri yang selalu bersehati dalam bekerja dan melayani. Walaupun harus memulai lagi pekerjaan mereka di tempat baru yakni di Korintus, Akwila dan Priskila tetap menekuni pekerjaan sebagai pembuat kemah. Mereka berdua tetap bersehati berjuang dalam usaha mereka di tempat baru. Mereka tetap semangat menekuni pekerjaan mereka. Mereka bukan hanya bersehati dalam pekerjaan tapi juga sehati dalam mengikuti dan melayani Tuhan. Memulai pekerjaan di tempat yang baru tidak membuat mereka lupa dalam melayani Tuhan. Mereka bersama Paulus tetap bersehati melayani dalam memberitakan Firman Tuhan.

Kedua, Suami – istri yang mudah diajak bekerjasama dalam pekerjaan maupun pelayanan. Walaupun mereka baru mengenal Paulus, tapi mereka tidak curiga terhadap kehadiran Paulus. Bahkan ketika Paulus mengajak bekerjasama dalam usaha membuat kemah, Akwila dan Priskila dengan sukacita menerima Paulus untuk bekerja sama dan tinggal di rumahnya, selanjutnya mereka pun melayani bersama-sama. Kemana Paulus pergi, Akwila dan Priskila selalu bersama dengan Paulus.

Ketiga, Suami – istri yang memiliki kesetiaan dalam pekerjaan dan pelayanan. Memulai pekerjaan dari awal menuntut mereka harus tetap setia senanitasa dengan tekun dan sabar untuk mendapatkan hasil yang baik. Akwila dan Priskila bukan hanya setia dalam pekerjaan mereka tetapi juga setia mendampingi Paulus dalam pelayanan. Walaupun mereka diusir dari Roma tetapi tetap setia melayani Tuhan di Korintus. Ketika Paulus tinggalkan mereka di Efesus, mereka berdua tetap setia melayani Tuhan. Bahkan kesetiaan mereka ditunjukkan melalui rela mempertaruhkan nyawanya bagi Paulus.

Keempat, Suami – istri yang tidak takut dan tidak malu dalam melayani. Apolos adalah seorang yang fasih berbicara, terpandang, memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Ia bukan hanya pandai dan baik dalam mengajar, tetapi seorang yang terpelajar khususnya dalam soal-soal tentang kitab suci. Apolos sudah menerima pengajaran dalam jalan Tuhan, tetapi dalam pekabaran injil, ia hanya mengetahui baptisan Yohanes, dia belum mengetahui tentang baptisan dalam nama Yesus. Karena itu setelah Akwila dan Priskila mendengar pengajaran Apolos, mereka membawanya ke rumah dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Tuhan yang benar. Akwila dan Priskila tidak takut maupun malu bersaksi kepada Apolos sekalipun mereka tahu bahwa Apolos adalah orang terpelajar dan pandang, sementara mereka hanyalah tukang kemah.

Kesehatian, kesetiaan,komitmen, dan kerelaan berkorban adalah sikap hidup dari keluarga Akwila dan Priskila yang seharusnya menjadi teladan bagi kita hari ini dalam hidup berkeluarga, bekerja dan melayani Tuhan. Mari kita bersama-sama meneladani kehidupan keluarga ini. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin