Hits: 1644

Meskipun pasal ini cukup singkat hanya 28 ayat, mengenai cerita kelahiran Samuel dan kedua orang tuanya Elkana dan Hana yang kita semua sudah sangat familiar. Tetapi di dalamnya mengandung banyak pelajaran dan pedoman kehidupan orang Kristen.

1. Sistem keluarga: Tuhan menetapkan sistem keluarga monogami, bukan poligami atau poliandri bagi kita. Ketika sebuah keluarga terjebak dalam situasi poligami atau poliandri, keluarga ini pasti akan mengalami banyak masalah yang tidak perlu. Alkitab memiliki banyak contoh: seperti Abraham dan Sara, awalnya adalah keluarga yang diberkati oleh Allah, tetapi karena anak yang dijanjikan Tuhan belum juga digenapi, Sara mengusulkan kepada suaminya Abraham, lalu memberikan pembantunya kepada Abraham sebagai istri, supaya ia dapat memiliki anak dari Hagar, sepertinya ini ide yang baik sehingga memiliki Ismael, tapi ini bukan kehendak Allah, sebaliknya menyebabkan tragedi keluarga, akhirnya Abraham dengan berat hati terpaksa mengutus Hagar membawa anak kandungnya Ismael meninggalkan keluarga; contoh lain adalah Daud karena menikahi banyak istri, akibatnya terjadi tragedi pembunuhan saudara di antara anak-anaknya. Karena itu, nabi Maleakhi mengatakan: “Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat! (Mal. 2:15-16).

Betapa indah pasangan keluarga Akwila dan Priskila dari Perjanjian Baru itu, mereka bisa sehati melayani Tuhan dan menjadi keluarga yang meninggalkan nama baik untuk sepanjang abad.

2.Cara penyelesaian masalah kehidupan:

a.Bukan dengan cara tipu muslihat, provokatif, dan tidak menghasut suami atau merusak hubungannya dengan Penina dengan memperalat cintanya. Atau meminta suaminya memilih “mau dia atau saya…”. Bayangkan bagaimana akhirnya?

b.Tapi ia datang ke hadapan Tuhan (ay. 9-12), bahkan dengan berani berdoa kepada Tuhan

3.Doa Hana: ia bukan hanya berdoa untuk kesusahan dan kebutuhan diri sendiri, ia juga memikirkan kebutuhan bangsa dan negara serta keluarga Allah. Karena pada waktu itu negara dalam kekacauan. Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri (Hak. 21:25). Ini adalah zaman Israel yang paling kacau, mencakup politik dan keyakinan. Hana tahu dalam zaman seperti ini yang paling dibutuhkan adalah memohon Tuhan untuk membangkitkan seorang hakim (orang nazar), maka Hana berdoa supaya melalui dia melahirkan seorang nazar. Apa isi doa kita “selama ini”?

Hana adalah orang yang: a. Berani berdoa dan berani menunggu serta berani menerima: Hana berkata: “Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu.” Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi. b. Orang yang berani bernazar dan tidak lupa membayar nazarnya: Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu (ay. 24) Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli (ay. 25). lalu kata perempuan itu: “Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN (ay. 26). Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya (ay. 27). Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN(28)”

4. Elkana: meskipun tidak banyak bicara, tapi ia dapat memahami situasi istrinya, juga menghormati pandangan istrinya dan berusaha untuk mengatasi kesulitan istrinya.

5. Kunci terpenting: “Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo” Transportasi pada waktu itu tidak seperti hari ini, membawa seisi keluarga ke Silo menyembah TUHAN, ini adalah sebab utama ia diberkati.