Hits: 1321

Yokhebed melahirkan tiga orang anak bagi Amran, yaitu: Harun, Musa dan Miryam (Kel. 6:19). Mereka menjadi orang terkenal di dunia masing-masing (Kel. 6:19). Musa adalah orang yang menerima sepuluh hukum dari Tuhan dan pemimpin terbesar Israel. Harun adalah imam pertama Israel, yang bertanggung jawab untuk pekerjaan di bait Allah, juga merupakan nenek moyang dari keluarga imam Harun ( Kel. 28:1). Miryam adalah nabi wanita pertama Israel, dan dengan karunia musik dan bernyanyi ia memimpin perempuan-perempuan Israel memuji Allah (Kel. 15:20-21). Tapi jangan lupa, di balik sebuah keluarga yang muncul tiga orang tokoh besar ini ada seorang ibu yang hebat.

Ibrani 11:23 : “Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.” Iman bukan turunan, tapi iman bisa mempengaruhi anak-anak kita. Seperti pujian Paulus terhadap iman Timotius yang dipengaruhi oleh neneknya dan ibunya (2Tim. 1:5). Demikian juga, iman dari kedua orang tua ini pasti mempengaruhi ketiga anaknya, Miryam, Harun dan Musa.

Yokhebed adalah seorang ibu yang bijaksana juga. Dari sejak anaknya lahir dan disembunyikan tiga bulan tanpa diketahui orang, sudah menunjukkan kebijaksanaannya. Setelah anaknya sudah tidak bisa disembunyikan lagi, ia tahu merancang sebuah keranjang dari rumput gelagah, bagian luar dilapisinya dengan gala-gala dan bagian dalam dilapisi dengan t’er. Rumput gelagah dipakai oleh orang Mesir sebagai bahan untuk pembuatan kapal. Menurut pendapat orang, buaya tidak suka bau rumput gelagah (pandan), maka bisa menjaga keamanan bayi. Gala-gala untuk mencegah kebocoran supaya tidak kemasukan air, t’er sebagai pelumas, supaya kulit bayi tidak terluka. Lihatlah betapa cermatnya dan bijaksananya ibu ini, ia mempunyai gagasan, tindakan, iman dan keberanian. Bayi itu diletakkannya di dalam keranjang itu, lalu dibawanya ke Sungai dan ditaruh di tengah-tengah rumpun gelagah di tepi sungai itu. Supaya tidak mudah ditemukan dan tidak hanyut oleh air sungai, dan kemudian diutus juga Miryam untuk menjaganya, sambil bertindak melihat keadaan. Tidak lama kemudian, ia sudah memeluk anaknya lagi, dan bisa secara terang-terangan menyusuinya. Di dalam jangka waktu ini, ia pasti telah menjaga dan mendidik Musa dengan baik, sehingga terbangunlah pondasi cinta Tuhan dan bangsa pada diri Musa. Sesudah itu, Musa belajar pengetahuan orang Mesir, berkemampuan dalam berbahasa dan bertindak, tapi ia lebih suka menderita bersama umat Allah daripada menikmati kesenangan yang sementara dari dosa. Semangat seperti ini tidak terlepas dari hasil didikan ibunya, Yokhebed.

Yokhebed adalah seorang ibu yang penuh kasih. Karena mengasihi anaknya ia dapat merancang pekerjaan semacam ini. Musa diselamatkan karena kasih ibu. Ada yang berkata: “Andaikata segala macam harum di dunia ini dimasukkan ke dalam sekuntum bunga, disebutlah ia bunga mawar; jika saya bisa mengumpulkan seluruh musik di alam semesta ini dalam satu buku musik, saya menyebutnya buku pujian Mesias; jika saya bisa memakai satu istilah untuk mewakili seluruh cinta dan keindahan dunia ini, itulah kasih ibu.” Tapi ibu juga adalah manusia yang lemah, jika seorang ibu tidak bersandar kepada Tuhan dan menerima kasih yang murni dari Tuhan, maka kasih ibu juga bisa berubah menjadi egois, bahkan bisa menghalangi pertumbuhan anak-anaknya.

Sebelumnya Yokhebed mempertaruhkan nyawa untuk menyembunyikan anaknya, lalu dengan tangan iman ia melepaskannya, akhirnya Tuhan membawanya kembali, supaya ia mempunyai kesempatan untuk menyusuinya. Kasihnya adalah berani, tanpa pamrih, rasional, tidak menuntut balasan. Ini adalah teladan yang harus diikuti oleh kita semua sebagai orang tua.

Yokhebed adalah seorang ibu yang hebat, tapi hanya sedikit orang yang tahu, Alkitab juga hanya beberapa kali menyinggungnya. Mengapa kita tidak tahu ibu yang agung ini? Seorang ibu adalah tanpa nama (status), kasihnya adalah kasih yang berkorban, bagaikan lilin yang dinyalakan terbakar sampai habis.

Membaca fakta sejarah tentang Yokhebed, kita harus bersyukur dan memuji Tuhan, dari sejak awal Ia sudah berencana dan memilih saudari ini, untuk membina ketiga pemimpin ini ( Musa, Harun, Miryam) yang kelak akan memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Perbuatan Tuhan sungguh ajaib, kiranya kita semua dapat meneladani iman Yokhebed, dengan sepenuh hati bersandar kepada Tuhan Yesus. Tuhan memberkati kita.