Hits: 1411
FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Pelita sering disebut juga dengan kata suluh ,obor, dan kita menyebutnya lampu atau penerang. Pelita dibuat dari tanah liat, berbeda disetiap zamannya, yang paling sederhana berbentuk mangkok kecil untuk minyak dan diletakkan sumbu dari kain untuk api menyala. Pelita akan menyala di dalam rumah juga di luar rumah terlebih untuk menempuh perjalanan yang panjang.
Jika pelita menyala di dalam rumah artinya rumah itu ada kehidupan. Ada orang yang tinggal di dalamnya. Pelita menyala juga sebagai tanda ada karya dalam rumah itu. Biasanya malam hari para wanita menyulam, memintal atau menggiling gandum. Pelita menyala dalam rumah juga sebagai tanda ada kelanjutan keturunan dalam rumah tersebut. ada generasi baru yang terus meneruskan pelita menyala. Jika pelita menyala di luar rumah, itu sebagai penerang jalan. Bisa ditaruh ditembok- tembok atau dipegang sebagai penerang sepanjang perjalanan.
Mazmur 119:105, menunjuk pelita dalam perjalanan. Zaman pemazmur, banyak jalan yg sulit dilalui, penuh rintangan dan bahaya. Bukan hanya bebatuan tetapi juga binatang berbisa akan dihadapi. Pelita yang kecil, yang hanya bisa menerangi pandangan semeter, biasanya diikat dikaki, akan menjadi penerang yang sangat berguna dan menyelamatkan. Seberapa jauh seseorang akan berjalan, akan sampai pada tujuan,jika pelitanya tetap menyala. Bukan hanya itu, pelita juga akan menerangi dan menyelamatkan orang sekitar yang berjalan bersama.
Tema “Semangat mencintai FirmanNya”, ini menunjukkan betapa pentingnya Firman dalam kehidupan kita. Baik saat ada dalam rumah ataupun perjalanan. Firman menerangi dan menyelamatkan. Seberapa kita mencintai firmanNya? Satu hari Tuhan memberi waktu 24 jam. Berapa banyak yang kita pakai untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan? Jika ada seseorang yang menyatakan cinta kepada diri kita, apa yang kita inginkan darinya? Biasanya adalah kerinduan untuk bersama, memberi waktu khusus juga kesempatan yang banyak untuk berbagi. Semangat mencintai firmanNya, akan terpenuhi saat hati kita terus mempunyai kerinduan untuk membaca dan merenungkan, memberi waktu khusus yang terperhatikan, dan kesempatan yang banyak untuk berbagi. Yosua diperingatkan sebelum memasuki Kanaan: “Jangan lupa memperkatakan firman, merenungkan siang dan malam, bertindak hati-hati sesuai firman, supaya perjalananmu berhasil dan baik keadaanmu”. (Yos. 1:8)
Semangat mencintai firmanNya, juga pernah dikobarkan oleh Martin Luther tahun 1517. 95 dalil disampaikan untuk memprotes kebijakan-kebijakan gereja yang menyimpang, terutama tentang surat pengampunan dosa. Dalil tersebut kemudian diringkas menjadi 4 pokok pengajaran: Sola Scriptura (hanya Alkitab), Sola Gratia (hanya Anugerah), Sola Fide (hanya iman), Soli Deo Gloria (hanya bagi Tuhan kemuliaan). Semangat reformasi Martin Luther adalah dorongan untuk mempunyai semangat mencintai firman Tuhan. Alkitab menjadi satu-satunya dasar kebenaran. Mudah sekali manusia jatuh dan tersesat, mengambil keputusan dan bertindak menurut kebenaran sendiri, yang akhirnya menyimpang jauh dari ketetapan Tuhan. 31 Oktober kemudian menjadi peringatan reformasi gereja. Semangat mencintai firmanNya terus dikobarkan, untuk memimpin dan mendidik kita hidup dalam kebenaran. Semangat mencintai firmanNya juga menjadi kunci berkat-berkat Tuhan. Mari kita semakin mencintai firman Tuhan setiap hari, karena firman adalah satu-satunya sumber kebenaran yang menerangi dan menyelamatkan.