Hits: 137

Pohon anggur sangat umum di daerah Timur Tengah, terutama tanah Kanaan adalah tempat terkenal penghasil anggur. Dalam Perjanjian Lama para nabi telah berkali-kali menyatakan: “Israel adalah pohon anggur.” “Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran” (Yes. 5:7). “Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!” (Yer. 2:21). “Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala.” (Hos. 1:10).

Tapi di sini Yesus mengemukakan satu pernyataan penting: “Akulah pokok anggur yang benar.” Bukan hanya “pokok anggur yang benar”, dalam terjemahan bahasa Inggris di depan pokok anggur yang benar ada “THE” Itu, artinya pokok anggur yang benar itu; yaitu satu-satunya pokok anggur yang benar itu. Ini adalah pernyataan yang pasti dan tegas dari Yesus Kristus: “Akulah pokok anggur yang benar dan satu-satunya”. Dalam Perjanjian Lama para nabi juga berulang kali memakai pohon anggur sebagai perumpamaan untuk Israel. “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. “Pokok anggur yang benar” karena dalam artikel aslinya ditulis (the) itu”, yaitu satu-satunya, tunggal, maka pernyataan Yesus : “Akulah satu-satunya pokok anggur yang benar itu”, adalah pokok anggur yang memberi hidup kepada cabang-cabangnya, yang berarti membawa kepada bangsa Israel dan setiap orang memperoleh hidup dari Dia.

Mengapa? Karena Bapa-Ku sendirilah pengusahanya, adalah yang disediakan oleh Allah Bapa bagi manusia; tetapi berikutnya Yesus mengingatkan kita cabang-cabang pokok anggur bukan hanya untuk menikmati pemberian dari batang pohon saja, tapi masih ada nilai keberadaan utamanya yaitu berbuah, inilah   tujuan utama pemilik kebun menanam pohon anggur. Dan dalam proses penanaman, supaya pohon dapat menghasilkan anggur yang lebih baik dan memuaskan, pemilik kebun atau pengusaha harus memperhatikan cabang-canang yang sudah mulai berbunga dan berbuah, harus dikurangi daunnya dan dibersihkannya supaya lebih banyak berbuah. Dan yang tidak berbuah itu sekaligus dipotongnya, supaya tidak menyia-nyiakan nutrisi yang diberikan oleh batang pohon dan menghambat pertumbuhan dan kualitas buah. Akhir dari cabang-cabang yang dipotong adalah dibuang dan menjadi kering lalu dicampakkan ke dalam api dibakar.

Ini adalah peringatan yang sangat jelas dan keras untuk orang-orang Kristen. Sama-sama adalah cabang, tetapi kesudahan yang berbuah dan tidak berbuah sungguh berbeda. Kesudahan dari yang tidak berbuah sangat menyedihkan! Puji Tuhan! Tuhan Yesus tidak hanya memperingatkan kita, tetapi juga menunjukkan kepada kita jalan untuk berbuah. Kalau kita karena Dia sudah memperoleh hidup yang bersih, maka kita harus memelihara diri supaya senantiasa tinggal di dalam Dia dan menjaga hubungan baik dengan Dia. Kalau tidak, akan seperti cabang tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur (Yoh. 15:5).

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yoh. 15:7-8). “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku” Ini bukan berarti kita semua tinggal di gereja dan tidak perlu melakukan pekerjaan apapun, tapi ini mengacu kepada masalah hidup dan kehidupan. Kita memang sudah bersih dan beroleh hidup karena firman yang telah Yesus katakan. Tapi apakah kita membiarkan firman Kristus senantiasa memenuhi, membimbing dan menguasai hidup kita? Bersandarlah kepada Tuhan, siap setiap saat untuk dibersihkan oleh Allah Bapa, intropeksilah diri selalu, segera bertobat dan hidup kudus.Jagalah hubunganbaikdengan Tuhan, melalui kehidupan saat teduh yang disiplin, berdoa dan membaca Alkitab serta melakukan firman Tuhan. Dengan demikian hidup kita akan memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.