Hits: 1345

Tidak terasa kita telah memasuki minggu terakhir di akhir tahun ini, dan kita juga telah melewati kesibukan natal. Mengucap syukur kepada Tuhan, setiap perayaan natal yang kita lewati dapat berjalan dengan lancar. Apakah kita sudah sungguh mengalami damai dan sukacita yang di bawakan oleh natal? Jikalau kita tidak mengalami damai dan sukacita, kita mungkin harus melakukan instropeksi diri bagaimana melewati natal kemarin. Oleh karena itu, kita harus kembali pada malam Natal dahulu yang sungguh membawa damai sejati kepada umat manusia.

Seperti dalam Lukas 2 mencatat peristiwa kelahiran Tuhan Yesus, kita mengetahui tempat kelahiran Tuhan Yesus adalah di Betlehem di dalam palungan yang hina. Dan kita juga mengetahui bahwa berita ini pertama kali diberitakan oleh malaikat kepada para gembala. Di dalam pemikiran manusia, seorang raja seharusnya lahir di Betlehem yang damai dan nyaman, tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Yesus lahir di tengah keramaian Betlehem yang sedang mengadakan sensus penduduk dan tidak ada tempat yang layak, melainkan lahir di palungan yang hina. Selain itu berita kelahiran Yesus bukanlah diberitakan kepada orang-orang di kota Betlehem, melainkan diberitakan kepada kepada para gembala yang tidak mempunyai kedudukan di masyarakat. Jika seorang raja lahir, setidaknya dikabarkan kepada masyarakat umum. Tetapi kenyataannya yang terjadi tidaklah demikian. Dalam Lukas 2:14b memberitahukan kepada kita : “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Ini berarti damai kelahiran Yesus di dunia tidaklah seperti damai yang dipikirkan manusia, melainkan yang berkenan kepadaNya.

Dengan demikian, yang terpenting dari kelahiran Yesus Kristus menjadi seorang bayi yang lemah adalah manusia mengetahui ini merupakan kehendak Allah. Dia ingin manusia kembali kepada kehendakNya yang mulia dan menikmati damai sesungguhnya yang berasal dariNya. Untuk kita pada saat ini, ayat ini sekali lagi memberitahukan kepada kita, dalam hal apapun yang terjadi haruslah kembali kepada kehendak Allah, memikirkan dan mengingat Dia barulah ada damai Ilahi yang sejati. Oleh sebab itu, menjelang datangnya tahun 2016, kita tidak perlu kuatir karena kita mempunyai Tuhan yang beserta dengan kita; dalam segala hal dapat menikmati damai yang berasal dari Allah.