Hits: 1754
Ini adalah perkataan Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya setelah Perjamuan Terakhir. Walaupun dari ayat 1-35 tidak ada kata dibentuk, tapi di antaranya berulangkali disebutkan harus saling mengasihi (ay. 34-35), dan dimulai dari ayat 1 Ia dengan perbuatan tanpa kata-kata sebagai pengajaran untuk membentuk murid-murid-Nya: Mengapa harus dinyatakan melalui tindakan kasih/saling mengasihi.
Mengapa dibentuk melalui kasih? Karena waktu Tuhan Yesus bersama murid-murid tidak banyak, yaitu waktu Ia meninggalkan dunia dan kembali kepada Bapa akan segera tiba, juga melalui jalan salib Ia akan menggenapi misi keselamatan. Dan berikutnya karya besar keselamatan ini akan diteruskan oleh para murid secara berkelanjutan. Dan rangkuman dari seluruh karya besar keselamatan adalah satu kata “KASIH”. Karena keselamatan dimulai adalah berdasarkan kasih Allah. Ayat 16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes dalam surat yang pertama juga dikatakan “Allah adalah kasih” (1Yoh. 4:8, 16).
Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah berlandaskan kasih sudah memulai karya besar penebusan bagi manusia. Awalnya berulang kali Ia mengutus para nabi dan utusan untuk memberitakan dan menyerukan supaya manusia kembali kepada Dia, tapi manusia berulang kali menolak, bahkan telah membunuh mereka. Karena kasih maka pada akhir zaman Ia mengutus Anak-Nya untuk menggena[i karya besar penebusan. Yoh. 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Ibr. 1:1-4 “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.”
Yesus datang karena kasih: keselamatan berlangsung juga melalui kasih dan diselesaikan melalui kasih. Yoh. 13: 1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Flp. 2:6-8
“Dia yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Karena itu, kasih telah menjadi simbol umat Kristen : “Semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (ay. 35). Karena umat Kristen telah menerima keselamatan yang dicapai melalui kasih, maka umat Kristen telah menjadi penerus kasih juga.
Karena umat Kristen telah menerima kasih dan anugerah yang demikian besar, maka lihatlah orang-orang di sekeliling bahkan di seluruh dunia sama seperti kita membutuhkan kasih dan keselamatan ini. Yesus berulang kali memberi pesan kepada murid-murid harus pergi memberitakan Injil kasih keselamatan ini kepada segala bangsa; karena memberitakan Injil kasih, maka kita harus menyatakan kasih ini di dalam kehidupan kita. Untuk berbicara tentang kasih tidak terlalu sulit, tapi kita dapat melihat dalam hubungan antar manusia untuk mempraktekkan kasih sejati itu bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, Yesus tidak hanya mengajar dengan perkataan, memerintahkan murid-murid harus saling mengasihi, tapi Ia juga melalui perbuatan memberikan teladan hidup untuk mengajar dan membentuk murid-murid. Dibagian depan ayat 1 dicatat Yesus menetapkan Perjamuan Kudus dan melakukan aksi membasuh kaki murid-murid. Hal ini dapat dikatakan aksi kasih sepenuhnya sudah dinyatakan. Saat ini Yesus sudah tahu siapa yang akan menyangkal Dia, dan siapa yang telah mengkhianati Dia; tapi Dia tidak marah-marah atau menegur di hadapan orang banyak, sebaliknya dengan perkataan Ia mengingatkan,mengajar, bahkan membasuh kaki murid-murid. Apa artinya semua ini? Bukankah ini adalah mengajar dan membentuk melalui kasih?