Hits: 283
Apakah itu drop out? Bisa dikatakan ada beberapa macam prajurit yang melarikan diri dari tentara: 1.Beberapa negara memiliki sistem wajib militer, tapi ketika waktu wajib militer tiba, orang-orang akan mencari berbagai alasan menolak bahkan lari ke luar negeri. 2. Yang baru terdaftar menjadi tentara, tapi kemudian menyesal dan melarikan diri. 3. Sudah masuk tentara tapi tidak sanggup bertahan karena latihan militer sangat keras dan menderita sehingga melarikan diri. 4. Sudah masuk tentara, dan selesai latihan militer, juga maju ke medan perang, tapi menghadapi situasi perang yang sangat buruk sehingga merasa takut dan melarikan diri.
Jika kita membaca Alkitab, banyak bagian firman Tuhan memberitahukan kita, sejak kita percaya kepada Tuhan, kita juga telah masuk ke dalam medan peperangan rohani, musuh kita bukanlah manusia, melainkan penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, dan roh-roh jahat di udara (Efs. 6:10-13). Karena itu, setiap orang percaya harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, jadilah laskar Kristus dan setia kepada Kristus sampai pada akhirnya. Sayangnya, jika kita cermat memperhatikan keadaan gereja, tidak sedikit orang Kristen yang dalam peperangan rohani, menjadi prajurit Kristus yang melarikan diri. Pada waktu baru percaya Tuhan, ia memiliki pelayanan yang baik dalam semua aspek, tapi segera atau setelah melewati satu masa, secara perlahan-lahan atau tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
Mengapa bisa ada fenomena seperti ini? Sebenarnya di zaman Yesus sudah ada fenomena seperti ini, sebagaimana yang dicatat Yohanes pasal 6, mayoritas orang Yahudi yang mendengar Yesus berkata: “Akulah roti hidup…”, mengundurkan diri. Yoh. 6:66 “Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.”
Alasan utama: jika kita melihat Yohanes 5 dan 6 sangat jelas, ternyata mayoritas orang Yahudi mengikuti Yesus dengan motivasi dan tujuan yang salah. Mereka melihat Yesus menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir setan, melakukan banyak mujizat, dan dengan lima roti, dua ikan dapat mengenyangkan lima ribu orang dan masih tersisa. Karena itu, dihari berikutnya ketika mereka mengetahui Yesus sudah datang ke Kapernaum, maka mereka segera menyewa perahu menuju Kapernaum. Mereka bukan ingin mengejar kebenaran, tapi ingin menyokong Yesus bangkit mengadakan revolusi untuk membangun sebuah kerajaan sendiri. Karena dengan pemimpin seperti Yesus tidak perlu diragukan lagi pasti menang maka membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja (Yoh. 6:15).
Tetapi sebelum mereka mengatakan, Yesus sudah memberitahukan mereka, apa itu roti hidup yang sesungguhnya, dan makan daging Yesus serta minum darah-Nya. Mereka semakin tidak mengerti dan tidak bisa menerima sehingga satu persatu mengundurkan diri, terakhir hanya tinggal dua belas murid. Karena itu, untuk menjadi lakskar Kristus yang setia sampai pada akhirnya, pertama: harus memiliki pengenalan yang benar terhadap Kristus. Ini juga yang menjadi alasan utama mengapa hari ini banyak prajurit Kristus yang melarikan diri. Ditambah lagi hari ini yang diberitakan dan dipercayai adalah bahwa Yesus adalah dewa yang “bila ada permohonan pasti dikabulkan”, asal percaya kepada-Nya maka semua pasti sesuai harapan, segala hal akan berkembang, bebas penyakit dan tanpa bencana, akibatnya makin banyak orang Kristen yang drop aut.
Kedua, kesaksian hidup terus menerus mengingatkan kita harus lebih berhati-hati dan setia: dalam Flp. 2:14 mengingatkan kita: “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan”. Memang, bersungut-sungut dan berbantah-bantahan adalah dua luka mematikan yang menjebak kita menjadi prajurit yang melarikan diri. 1. Bersungut-sungut: tidak pernah puas dengan apa yang ada; hati yang tidak puas, serakah digambarkan seperti ular menelan gajah. Seringkali manusia hanya melihat dari sisi negatif dan merasa pesimis, seperti mengapa dalam segala hal saya tidak lebih baik, orang lain memiliki tapi saya tidak memiliki, sepanjang hari kita hanya berputar-putar antara saya dan “orang lain”. Akhirnya kita merasa depresi bahkan menyerah dan meninggalkan. 2. Berbantah-bantahan: Ketemu masalah kita bisa mendiskusikan, tapi jangan berbantah-bantahan atau bertengkar, karena tidak akan ada gunanya, sebab yang kalah, setelah pulang akan mencari bahan untuk persiapan besuk berdebat lagi, sehingga perdebatan yang berputar seperti ini tidak akan ada kesimpulannya. Sesungguhnya, selain dari kebenaran Alkitab dan Yesus Kristus sendiri, hal-hal yang ada di dunia ini semuanya memiliki sisi positif dan negatifnya.
Bagaimana mengatasi kesulitan ini? Dengan tetap kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar (Flp. 2:12). Orang Kristen diselamatkan karena iman, tapi bukan berarti sekali percaya akan senang selamanya. Kehidupan rohani kita harus terus berlatih, belajar dan bertumbuh. Kehidupan fisik manusia juga tidak terkecuali, jika kita tidak bertumbuh akan menjadi bayi aneh, dan bahkan mati. Karena itu, di sini Paulus memakai istilah dengan “gentar dan takut”, artinya kita harus berjaga-jaga dan waspada senantiasa. 1Ptr. 5:8 “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” Terutama ketika kita merasa diri sendiri lumayan, masih mampu, dan mungkin juga lebih baik dan kuat daripada yang lain, maka Paulus memperingatkan kita “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (1Kor. 10:12).
Pancaran hidup dan kesaksian hidup: Flp. 2:15-16 “Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, seperti yang Yesus katakan : Kalian adalah terang dunia dan garam dunia, untuk menyampaikan firman yang memberi hidup.