Hits: 2089
“Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”(Mrk. 9:23). Paulus mengatakan: Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Flp. 4:13). Syarat dari tidak ada yang mustahil adalah “iman”. Tuhan Yesus berkata: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu (Mat. 17:20) dan “Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah” (Yoh. 11:40). Kekuatan dari sebuah iman sungguh tak terbayangkan oleh kita.
Dalam Markus pasal 9, ketika Yesus menampakkan diri kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes, Petrus berkata: “Betapa bahagianya kami berada di tempat ini.” Memang, betapa indahnya hidup bersama Tuhan, tapi apakah kita berharap dan memandang hanya kepada Dia saja?
Dari bagian firman Tuhan ini, kita dapat melihat ada beberapa macam iman dan hidup:
1. Iman yang mati, yaitu menunjuk kepada anak yang kerasukan setan itu. setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah dan roh it uterus saja menyiksanya. (Luk. 9:39-40). Inilah hidup yang dikendalikan oleh setan, iman yang mati dan sama sekali tidak dapat menghasilkan apapun.
2. Iman yang setengah mati, yaitu menunjuk kepada murid-murid Tuhan, walaupun telah berdoa tetap tidak ada hasilnya dan tidak dapat mengusir roh jahat itu. Akhirnya mereka tidak berdoa dan kehilangan iman.
3. Iman yang diperbaharui, yaitu ayah dari anak yang kerasukan roh jahat itu. Ia berdoa: ” Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Inilah iman yang diperbaharui, karena ia menyadari dirinya kurang beriman dan berdoa agar Tuhan menambahkan. Ini iman yang baik tapi masih kurang sempurna.
4. Iman yang sempurna. Bagaimana memiliki iman yang sempurna? Yaitu harus memiliki hidup di dalam Kristus – hidup kebangkitan dan berkemenangan. Ketika Yesus melakukan mujizat, Ia sering menegur murid-murid-Nya: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Kita harus seperti perwira yang diceritakan dalam Matius 8, imannya adalah iman yang sempurna atau iman sepatah kata, yaitu: “Tuhan katakan saja sepatah kata, pasti ada kuasanya.” Inilah hidup yang dimiliki Tuhan, hidup yang dapat mempergaruhi hidup. Karena itu Tuhan Yesus berkata: “Katamu, jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”
Paulus berkata: iman Abraham adalah percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang dapat menjadikan tidak ada menjadi ada dan membangkitkan orang mati. Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Ketika kita datang kepada Allah, kita harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah berkarya bagi kita. Seperti yang dikatakan Paulus: Kita adalah bejana tanah liat, tapi harta ini kita punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kita (2Kor. 4:7).
Ayah dari anak yang kerasukan setan itu berdoa kepada Tuhan: “Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Jelaslah bahwa iman harus disertai dengan doa atau tindakan. “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak. 5:16). Kita ingin melihat Tuhan dan mengalami kuasa-Nya di dalam doa. Tapi sudahkah kita membayar harga di dalam doa? Tuhan Yesus Berkata: “Berapa lama lagi Aku harus bersabar terhadap kamu?” Karena itu hendaklah kita “tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1Tes. 5:17-18). Doa adalah pengalaman bersama Tuhan sendiri dan menyatakan kuasa-Nya. Doa adalah kerendahan hati untuk mengaku akan ketidakberdayaan diri sendiri dan berserah total kepada Tuhan. Seperti ayah ini di hadapan orang banyak bersujud memohon kepada Tuhan (Mat. 17:14). Katanya: Aku percaya, tapi Tolonglah aku yang kurang beriman ini!” Ini adalah doa yang benar dan berserah total. Agar iman menimbulkan kuasa, selain harus memiliki hidup di dalam Kristus, doa yang beriman, percaya kepada Allah yang mahakuasa,berserah total, juga harus bekerja bagi Tuhan dan menyerahkan hidup bagi Tuhan. Amin