Hits: 1409

Dalam hidup ini kita akan selalu melihat tanda untuk mengingatkan kita harus melakukan sesuatu. Jika kita mengabaikan pertanda tersebut tanpa melakukan apa-apa, kita akan rugi. Misalnya, jika hari berawan, maka kita harus mempersiapkan payung, kalau tidak ketika hujan kita akan basah kehujanan. Karena itu, ketika ada pertanda muncul, kita harus berpikir bagaimana meresponinya.

Bagian firman Tuhan (Yes. 7:10-17) hari ini memberitahukan kita bahwa raja Ahas rugi karena mengabaikan pertanda yang diberikan oleh nabi Yesaya. Ini adalah tanda keselamatan yang berkaitan dengan keselamatan seluruh Negara raja Ahas, tetapi raja tetap tidak mau menerimanya. Akhirnya ia dikalahkan oleh Asyur – Negara yang dia ingin bersekutu. Sesungguhnya nabi Yesaya sudah memperingatkan Raja Ahas supaya meminta suatu pertanda dari Tuhan tapi raja menolak memohon Tuhan dengan alasan yang kelihatannya “baik”. Kemudian Yesaya menyatakan suatu pertanda bahwa ada Imanuel yang akan membuat Negaranya bangkit, tapi raja tetap menolak pertanda keselamatan ini. Pada dasarnya ini adalah pertanda yang memiliki pengharapan dan mendatangkan keselamatan, tetapi raja Ahas tetap mengandalkan kekuatan sendiri untuk menghadapi musuh. Kemudian Allah memakai bangsa Asyur untuk menghukum raja Ahas. Oleh karena itu, jika raja Ahas mau menerima tanda keselamatan ini, ia akan dapat menikmati kasih karunia, tetapi raja Ahas justru menolak tanda ini maka bencana menimpa dirinya.

Puji syukur kepada Tuhan! sekarang kita telah memperoleh “Imanuel”, yakni Yesus Kristus. Tanda yang membawa kita kepada pengharapan dan keselamatan telah digenapi. Dengan percaya dan menerima Yesus menjadi juruselamat kita, akan memberikan kita pengharapan kekal – hidup kekal. Kalau kita terima tanda ini, maka akan menjadi berkat bagi kita; sebaliknya, kalau tidak menerimanya, maka akan menjadi bencana – binasa (Yoh. 3:16). Karena itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan, karena kita beroleh kasih karunia bukan hanya untuk menerima tanda ini tapi juga untuk menikmatinya.

Bagaimana sikap kita dalam menghadapi Natal tahun ini? Kita orang-orang yang beroleh kasih karunia harus merenungkan kembali karya besar — keselamatan yang telah Allah genapi di dalam hidup kita. Tanda kasih karunia ini telah digenapi, dan hal ini bukan untuk diketahui saja, tapi bagaimana kita mempercayai kasih karunia ini dan melaksanakannya di dalam hidup kita. Kiranya apa yang kita yakini dan perbuat itu dapat menjadi kado untuk Yesus pada Natal tahun ini.