Hits: 2793

“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” Ini adalah suatu dorongan juga teguran Paulus kepada jemaat Korintus. “Tidak tahukah kamu” (apakah kamu tidak tahu?), artinya adalah sesungguhnya kamu sudah tahu, apakah lupa atau sengaja melupakannya.

         Jemaat Korintus didirikan oleh Paulus pada waktu perjalanan misinya dan ia juga telah menggembalakan mereka selama satu setengah tahun (Kis. 18), dan memiliki hasil yang positif; tapi setelah Paulus meninggalkan mereka untuk melanjutkan perjalanan misinya. Tidak lama kemudian, karena ada provokatif di tengah-tengah mereka sehingga timbullah saling iri hati (sebab ada banyak orang berbakat), perselisihan, bahkan perpecahan (golongan Paulus, Kefas, Apolos, Kristus dll).

         Di sisi lain mereka adalah orang Kristen baru, sehingga mudah bingung dalam menghadapi masalah kehidupan orang Kristen, terutama dalam menghadapi serangan dan pengaruh kebiasaan hidup buruk sebelum percaya Tuhan; karena Korintus merupakan pelabuhan penting di Yunani waktu itu, dan merupakan ibukota propinsi – Akhaya. Sangat terkenal dengan peradaban dan perdagangan yang sangat makmur, tetapi budaya korup, moral yang rendah, penduduk percaya banyak agama. Juga memiliki lebih dari seribu dewi kuil imam perempuan (budak) yang sebenarnya adalah tempat percabulan. Karena itu, tidak mengherankan dalam kehidupan mereka penuh dengan pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu (I Kor. 6:9).

          Untuk alasan di atas, Paulus mengingatkan mereka “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” “Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Allah?” Bait Allah di sini memiliki dua makna: menunjuk kepada gereja dan individu.

        Karena itu hal ini memberitahukan kita,setelah seseorang percaya kepada Tuhan, identitasnya adalah berbeda dengan orang yang belum percaya, yaitu bahwa karena kita sudah disucikan oleh darah Kristus, maka Roh Allah diam di dalam kita sehingga kita menjadi Bait Allah (tempat kediaman, rumah). Hal ini menunjukkan identitas orang Kristen sangat mulia, tempat kediaman Allah; sama seperti kalau ada orang yang kita hormati mau mengunjungi rumah kita atau menginap, bukanlah kita akan segera membersihkan rumah dan membersihkannya setiap hari?

          Peristiwa Yesus menyucikan Bait Allah mengingatkan kita, bahwa tubuh kita memang dijadikan dari debu tanah, tapi dalam darah Yesus Kristus kita telah disucikan sehingga menjadi tempat kediaman Allah yang Maha kudus. Kita adalah salah satu penjaga, bagaimana kita bisa hidup tidak kudus dan melanggar Allah Bapa yang diam di dalamnya.

         Bersamaan dengan itu, Bait Allah ini bukan sesukanya bisa segera menjadi bait Allah, tapi Kristus menebusnya dengan harga yang sangat mahal. Harga mahal ini bukan dengan emas dan perak melainkan dengan darah Yesus Kristus. Karena itu hidup kita bukan lagi milik kita melainkan milik Dia dan menjadi tempat kediaman-Nya.

        Fungsi dari Bait Allah: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa…” (Luk. 19:46). Di sini dengan jelas Yesus mengatakan bahwa Bait Allah kita adalah untuk berdoa dan menyembah. Mari kita mengintropeksi diri: apakah hidup kita, tubuh, jiwa dan roh kita sesuai dengan standar Bait Allah.

Peringatan penting: “Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia…” Sering secara sadar atau tidak sadar kita sendiri merusak tubuh, jiwa dan roh kita sendiri, mohon Roh Allah segera menyadarkan dan memimpin kita. Kedua gereja adalah Bait Allah, jangan sembarang menyerang dan merusak sebab yang dikritik, dirusak dan diserang adalah rumah Allah, mungkinkah Allah berpangku tangan dan tidak peduli!