Hits: 61

Paulus memulai pasal ini dengan menasehatkan jemaat Filipi untuk senantiasa bersukacita dalam Tuhan, hati-hati terhadap orang-orang yang jahat dan yang mengajarkan hal-hal yang tidak benar. Juga mengingatkan bahwa mereka adalah orang yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus, dan tidak lagi menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

Paulus menuliskan visi hidup dan kebanggaannya sebelum percaya pada Yesus Kristus. Sebelum percaya ia menaruh percaya pada hal-hal yang bersifat lahiriah, dan merasa dirinya adalah orang yang paling hebat, yang berpegang teguh pada Hukum Taurat, dalam mentaati hukum Taurat ia tidak bercacat. Ia bangga sebagai penganiaya jemaat  supaya orang-orang tidak ikut jalan Tuhan Yesus.

Tetapi setelah dia bertemu dengan Tuhan Yesus, segala sesuatu menjadi berubah. Maka diayat 7 Paulus berkata:  “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus”. Di sini kita melihat visi hidup Paulus sebelum dan sesudah percaya berubah total. Pengenalan akan Kristus Yesus, membuat Paulus sadar bahwa apa yang pernah ia lakukan dan miliki sebelumnya semuanya adalah sia-sia, karena itu ia rela melepaskan semuanya itu dan bahkan  menganggapnya sampah, supaya ia memperoleh Kristus.

Bagi Paulus, pengenalan akan Kristus lebih mulia atau berharga dari semua yang dimilikinya dan satu-satunya yang ia inginkan adalah lebih memahami kehendak Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan dalam penderitaan-Nya, dan menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya. Tujuan akhir hidupnya adalah beroleh kebangkitan dari antara orang mati dan memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Tentu untuk mencapai visi hidupnya, Paulus tidak mengandalkan kekuatan  dan kebenarannya sendiri karena menaati hukum Taurat tapi dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Untuk mencapai visinya, yang dilakukan Paulus adalah “melupakan apa yang telah di belakang dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapan”. Paulus rela melepaskan segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Kristus dan menata visi hidupnya bagi Tuhan.

Bagaimana dengan kehidupan kita saat ini? Kita harus menata visi kehidupan kita kembali, yaitu dalam keluarga, pekerjaan dan gereja tempat kita beribadah dan melayani supaya kita menjalani Kehidupan yang memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan.  Dalam menata visi kehidupan kita, jangan mengandalkan kekuatan dan kebenaran kita sendiri, tetapi bersandarlah pada anugerah Tuhan. Lupakan apa yang menjadi kegagalan dan keberhasilan kita di masa lalu. Tataplah ke depan yang memberikan kita pengharapan penuh dalam Yesus Kristus.