Hits: 176

Panggilan kita sebagai anak-anak Allah memiliki tujuan yang jelas: untuk memuliakan Dia dan menikmati Dia (anugerah). Hal yang sama berlaku untuk orang Israel. Ketika mereka dipimpin keluar dari Mesir menuju Kanaan, Tuhan ingin mereka memuliakan-Nya. Dalam beberapa minggu terakhir ini, kita telah melihat bahwa sejak mereka keluar dari Mesir, ketika  menghadapi masalah, mereka selalu menyalahkan Tuhan. Sesungguhnya, segala perbuatan Allah di atas diri mereka sungguh luar biasa. Sampai di Keluaran 19, Allah sendiri akan menentukan kembali tujuan orang Israel dipimpin keluar dan juga melakukan perjanjian dengan mereka.

Di awal Keluaran pasal 19, sudah memberi tahu kita konsep waktu yang sangat jelas — pada  bulan ketiga hari itu juga. Dan diayat keempat juga mencatat bahwa  pemeliharaan Allah seperti rajawali yang membawa mereka di atas sayapnya. Tiga bulan telah berlalu, Allah akan mengambil inisiatif untuk mengadakan perjanjian dengan Israel pada saat ini. Meskipun mereka hidup dalam keragu-raguan, Allah akan mendukung mereka dengan kasih-Nya. Sama seperti rajawali mengajari anak-anaknya cara terbang dua atau tiga bulan kemudian, Tuhan ingin mengajar orang Israel untuk keluar dari zona aman mereka dan sepenuhnya bergantung pada-Nya.  Hanya Tuhan yang bisa membuat perjanjian seperti itu, kalau tidak manusia tidak akan bisa menepati perjanjian itu. Jika orang Israel dapat menaati Allah dan menaati perjanjian mereka, mereka akan menjadi harta kesayangan Allah dan kerajaan imam.

Selain itu, Tuhan ingin orang Israel menyembah Dia dengan baik-baik dan bukan mengandalkan kepintaran dan kekuatan mereka sendiri untuk mendekati-Nya. Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat orang Israel menguduskan diri mereka sendiri dan tidak melewati batas yang ditetapkan oleh Allah. Bagaimanapun, orang Israel harus menaati Allah dan menyembah-Nya, dan jangan menganggap diri sendiri pandai dan bergiat untuk melayani Dia. Setiap tindakan harus dilakukan sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan, bukan menurut kehendaknya sendiri.

Kita sudah berada dalam pandemi selama empat bulan, apakah kita selalu bersungut-sungut kepada Tuhan? Tuhan ingin kita sekali lagi mengetahui panggilan kita dan memastikan bahwa kita adalah harta kesayangan-Nya dan kerajaan imam. Sudahkah kita, sebagai ayah, ibu, anak-anak, guru, murid, bos, staf, dll, melakukan apa yang seharusnya kita lakukan? Kita harus menjadi orang yang dewasa secara rohani! Apakah semua yang kita lakukan menyenangkan Tuhan, sehingga apa yang kita lakukan dapat memuliakan nama Tuhan. Kita berharga dan khusus di mata Tuhan, oleh karena itulah kita mau menyembah-Nya dengan kesegenapan hati.