Hits: 696

Hari ini kita akan merenungkan tentang masalah pekerjaan orang Kristen. Apa pun pekerjaan kita hari ini, apakah kita menikmati pekerjaan itu? Apakah pekerjaan kita memuliakan Tuhan, menjadi berkat dan saksi bagi orang lain?  Mungkin selama ini kita tidak pernah memikirkannya. Yang penting pekerjaan saya semakin hari semakin baik,  jabatan naik dan gaji naik setiap tahun. Tentu tidak salah kalau kita memiliki keinginan demikian, tetapi di sisi lain apa yang kita lakukan harus menjadi berkat, saksi dan memuliakan Tuhan. Karena pekerjaan yang kita lakukan penting dihadapan Allah dan diperhitungkan Allah. Jadi kita harus memiliki sikap dan pemahaman yang benar dalam melakukan pekerjaan kita.

Hal ini juga yang membuat Rasul Paulus menulis surat berisi nasehat kepada Jemaat di Kolose. Sebelumnya Paulus mengingatkan bahwa hamba-hamba harus mentaati tuannya yg di dunia dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka. Tapi harus dengan tulus hati karena takut akan Tuhan (ay. 22). Dari sini kita dapat melihat, ternyata sejak dulu pekerja maupun hamba sudah memiliki kebiasaan bekerja dengan rajin bila dilihat atau diawasi oleh atasannya (majikan). Tujuannya sekedar untuk mencari pujian dan menyenangkan tuan mereka saja. Ini adalah motivasi dan sikap yang salah.  Apa nasehat Paulus kepada mereka.?

  1. Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Ayat 3:23). Sejak penciptaan langit dan bumi, Tuhan telah memberi manusia pekerjaan. Jika kita memandang pekerjaan sebagai ibadah dan pelayanan, kita akan bekerja secara aktif tanpa keluhan dan tidak akan merasa bosan. Sikap seseorang dalam bekerja bergantung pada pandangannya untuk siapa ia bekerja. Pandangan seorang pekerja sering tidak lagi tertuju kepada Tuhan, tetapi kepada manusia (atasannya). Karena itu, dalam ayat ini kita diperingatkan untuk memusatkan pandangan kita kepada Tuhan, Sang pemberi pekerjaan itu. Dan kita harus memandang semua pekerjaan sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan. Hendaklah kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan gembira seolah-olah Kristus adalah majikan kita, dengan mengetahui bahwa semua pekerjaan yang diperbuat “untuk Tuhan”, kelak akan mendapat upahnya.
  2. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya (Ayat 3:24). Ayat ini mengungkapkan bahwa tuan kita yang sesungguhnya adalah Tuhan. Dari Tuhan kita akan menerima upah atas sikap dan pekerjaan kita. Seorang atasan (majikan) bisa saja tidak memperlakukan para bawahannya dengan baik atau tidak menghargai hasil pekerjaan mereka. Bila itu terjadi, kita diingatkan dalam ayat ini bahwa Tuhanlah yang akan memberi kita upah, karena Dia mengetahui segalanya. Apa pun yang kita lakukan bagi Tuhan, tidak akan pernah sia-sia. Seperti perumpamaan orang yang mendapat 5 dan 2 talenta itu, tuannya berkata: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; …. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Mat. 25:23)
  3. Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang (ayat 3:25). Ayat ini dengan jelas mengungkapkan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Apapun jabatan atau kedudukan seseorang, ia tidak akan luput dari akibat perbuatan salah. Dimata Tuhan, semua orang sama. Atasan maupun bawahan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri kepada Tuhan. Tuhan tidak pilih kasih. Lakukanlah pekerjaan kita dengan baik, benar dan penuh tanggungjawab. Apa pun pekerjaan kita, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

Marilah kita bekerja bukan hanya sekedar karena menuntut upah. Tapi biarlah melalui pekerjaan kita nama Tuhan dimuliakan dan orang-orang mendapat berkat. Pekerjaan kita dapat menjadi saksi bagi kemuliaan Tuhan. Tunjukkan motivasi yang baik dan bekerjalah secara maksimal. Bekerjalah juga untuk mendapat upah yang sudah disediakan Tuhan buat  kita.  Maka apa pun juga yang kita perbuat, perbuatlah dengan segenap hati kita seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Tuhan memberkati. Amin.