Hits: 2885
Ini adalah Mazmur yang ditulis oleh Daud, dari isinya kita dapat melihat bahwa pada waktu itu ia sedang menghadapi kesulitan besar dan berat, karena itu ada penulis yang berpendapat bahwa Mazmur ini ditulis saat ia menghadapi serangan dari Saul untuk membunuh dia, tapi ada juga yang berpendapat saat ia menghadapi pemberontakan Absalom dan melarikan diri. Tapi singkatnya Mazmur ini ditulis saat ia sedang menghadapi serangan dari musuh dan dalam pelarian.
- Berdoa kepada Allah (31:1-4).Daud disebut sebagai orang yang berkenan dihati Tuhan (Kis. 13:22), bukan karena ia tidak memiliki kelemahan dan kekurangan, melainkan karena pengenalan dan imannya yang teguh kepada Allah. Ketika ia menghadapi kesulitan besar, ia selalu berharap dan berdoa kepada Allah.
- Mendapatkan penghiburan dari anugerah Tuhan (31:5-8). Memang, ketika kita menghadapi kesulitan dan di hadapan kita sepertinya jalan buntu, tetapi kalau kita mau menyerahkan diri sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, Allah – Tuhan yang setia pasti akan menyelamatkan kita. Kita dapat dengan tegas menolak semua ilah-ilah palsu dan godaan kepercayaan lainnya. Allah yang Mahakuasa dan Mahatahu tahu semua yang kita alami dan Ia akan memimpin kita di tanah yang lapang dan rata .
- Penderitaan dan kekuatiran (31:9-13). Setelah Daud bergumul, berdoa dan menanti beberapa waktu, pada awalnya sepertinya keadaan tidak ada perubahan apa-apa, sebaliknya ia merasa matanya menjadi redup karena kesedihan, jiwa dan tubuhnya merana karena penderitaan. Hidup habis dalam duka dan tahun-tahun umur dalam keluh kesah; kekuatan merosot karena sengsara, dan tulang-tulang menjadi lemah. Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku. Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, — ada kegentaran dari segala pihak! — mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
- Keselamatan datang dari Tuhan (31:14-18). Puji syukur kepada Tuhan! dalam situasi sulit yang demikian ekstrim, Daud tetap percaya kepada TUHAN adalah Allah, Ia sungguh dapat diandalkan. Masa hidup kita ada dalam tangan-Nya, Kuasa dan pimpinan-Nya sungguh dapat diandalkan, tanpa izin dari Dia, tidak ada kekuatan yang dapat merampas kita. Pada akhirnya, Ia akan menyelamatkan kita karena kasih-Nya, sehingga musuh mendapat malu dan bungkam.
- Kemenangan dan puji-pujian (31:19-25). Setelah Daud mengalami pengalaman yang demikian ekstrim, ia benar-benar menyadari akan kuasa dan kasih setia Allah dan bahwa Ia sungguh dapat dipercayai, karena itu ia menyerukan semua orang harus mengasihi Allah dan dengan berani untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan-Nya.
Kita baru saja memasuki tahun baru, mungkin ada yang merasa apa yang kita alami di tahun lalu tidak ada apa-apa, tapi kebanyakan orang akan merasa pengalamannya tidak jauh berbeda dengan keadaan Daud. Dan apa yang akan terjadi pada tahun ini tidak ada yang dapat memprediksinya, tapi kita tahu tahun ini tidak jauh lebih baik.
Puji syukur kepada Tuhan! kita juga harus memiliki iman seperti Daud, dan belajar kembali ke hadapan Tuhan dan berdoa dengan iman: “Engkau tidak menyerahkan aku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang (ayat 9)…. kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku! (ayat 15-16)