Hits: 594

Tema renungan kita hari ini adalah “Yesus Yang Sejati”. Tentu saja, kita tidak berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan keyakinan Gereja Yesus Sejati, tapi dari pertanyaan Yesus secara pribadi kepada murid-murid kita akan merenungkan topik ini. Hari ini jika ada orang bertanya kepada kita: “Siapakah Yesus?” Bagaimana Anda menjawab? Mengapa mau percaya kepada Yesus, kenapa Anda tidak percaya kepada agama-agama lain, tapi justru telah memilih untuk percaya pada Yesus? Hanya dari arti nama Yesus: “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Mat. 1:21). Nama ini bukanlah pemberian Yusuf atau Maria, tapi dinyatakan oleh malaikat, yang menjelaskan bahwa tugas utama Yesus datang ke dunia adalah sebagai “Juruselamat”.

 Sejak kerajaan Israel utara dan selatan runtuh, mereka berharap untuk kedatangan juruselamat. Walaupun selama ratusan tahun ada beberapa tokoh yang bangkit untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Yunani dan Romawi dan meskipun Yehuda Makabe pernah mengalami kemenangan sementara, tapi pada akhirnya tetap gagal. Karena itu, pengharapan orang-orang Yahudi terhadap Mesias cenderung bersifat politik. Seperti jawaban pertama murid-murid kepada Yesus: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Apa artinya ini? Ini menunjukkan pengenalan orang terhadap Yesus dan pengharapan orang terhadap Mesias secara umum.

1. Yohanes Pembaptis – bagi orang-orang Yahudi pada waktu itu, mereka semua tahu siapa Yohanes Pembaptis, karena kehadiran Yohanes sungguh menggemparkan masyarakat Yahudi pada waktu itu, sebab sekitar empat ratus tahun dalam komunitas Yahudi Allah tidak membangkitkan nabi untuk berbicara kepada mereka. Dan waktu ia muncul dengan pelaksanaan tugas, meskipun tampaknya seperti seorang nabi biasa, tapi justru ia menunjukkan semangat yang ditunjukkan oleh nabi-nabi dalam sejarah: ia adalah seorang nabi pembela kebenaran tanpa tertundukkan oleh kekerasan, siapapun yang salah, dia terang-terangan menunjukkan kesalahannya, terutama kepada orang yang pura-pura saleh, ia berkata kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami!Aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!” (Mat. 3:7-9). Bahkan ketika raja Yunani berbuat dosa, ia juga tidak segan-segan menegur dan menunjukkan kesalahannya, sehingga kepalanya dipenggal. Karena itu, ketika Yesus keluar memberitakan Injil, Herodes Antipas juga berpikir bahwa Ia adalah Yohanes   Pembaptis yang telah bangkit dari kematian.

2. Nabi Elia: disebut sebagai nabi api yang menghanguskan, juga adalah tokoh sejarah yang dikagumi oleh orang-orang Yahudi dan dapat dikatakan sebagai nabi yang paling banyak melakukan mujizat. Ia melawan nabi-nabi Baal empat ratus lima puluh orang yang disembah orang Israel dan nabi-nabi Asyera empat ratus yang disembah oleh Izebel itu adalah peristiwa sejarah yang sangat terkenal. Juga orang-orang beranggapan bahwa pada akhir zaman Elia akan muncul kembali.

3. Yeremia: disebut sebagai nabi patriotisme, tetapi juga sebagai nabi yang meratap. Ia adalah nabi yang paling banyak meneteskan air mata untuk bangsa dan negara. Demi memberitakan firman Allah ia mengalami berbagai penderitaan dan kesulitan, terakhir juga dibunuh karena itu. Yeremia adalah harapan bangsa Israel yang memiliki kedudukan khusus.

4. Salah seorang dari para nabi yang bangkit: Mereka mengharapkan seorang yang penuh kuasa untuk membebaskan mereka dari penjajahan kerajaan Romawi. Karena itu ketika mereka melihat apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus, mereka berpikir bahwa Dia adalah Mesias duniawi bersifat politik yang mereka nantikan.

Sangat disayangkan, hari ini ada banyak jemaat dan gereja juga memiliki keyakinan yang sama. Semua jawaban ini tidak memuaskan hati Yesus, karena itu ditanyakan lagi: “Tetapi menurut kalian, siapakah Aku ini?” Pengenalan kita terhadap Tuhan Yesus juga tidak boleh selalu menurut kata orang saja. Seseorang mungkin mengetahui bagaimana penilaian orang lain tentang Yesus, ia mungkin tahu jenis Kristologi apa yang di dalam pikiran manusia, mungkin juga ia dapat menyebutkan setiap ahli pikir dan teolog besar yang membicarakan ikhtisar Yesus tapi dia tetap bukan seorang Kristen. Kristen tidak tergantung pada pengetahuan tentang Yesus tetapi tergantung pada penilaian dan pengalaman sendiri. Hari ini, Ia bukan hanya bertanya kepada Petrus, tapi juga bertanya kepada setiap kita: Menurut kamu, siapakah Aku ini?” : “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Mengapa kita percaya kepada Yesus?