Hits: 17

Jika kita merenungkan tentang hari Pentakosta dan kembali ke Lukas penulis Kisah Para Rasul bagaimana ia menulis tentang peristiwa ini, maka kita akan merasakan luar biasanya hari Pentakosta. Ketika Lukas menulis Injil Lukas, dimulai dengan peristiwa kelahiran Yesus secara terperinci; dan kalau Kisah Para Rasul, adalah dimulai dengan peristiwa lahirnya gereja (komunitas). Setelah kita memiliki konsep ini, dengan cepat akan melihat bahwa terjadinya peristiwa Pentakosta yang tercatat di Kisah Para Rasul adalah untuk satu hal yang penting yaitu lahirnya gereja (komunitas).

Kis. 2:1-40 melukiskan bagaimana Roh Kudus turun di atas diri murid-murid sehingga mereka memiliki kuasa untuk memberitakan Yesus sebagai Juruselamat. Sebelum peristiwa Pentakosta murid-murid bersehati berdoa menantikan janji Tuhan Yesus. Karena itu, dalam ayat 1-13 dicatat penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, sehingga di Yerusalem orang-orang Yahudi dari segala bangsa memahami kebenaran yang mereka beritakan. Ayat 14-21 Petrus membela diri terhadap orang-orang yang menertawakannya karena turunnya Roh Kudus sudah lama diberitahukan kepada mereka, dan pada saat itu tergenapi. Selanjutnya, ayat 22-37 Petrus mulai memberitakan tentang Yesus sebagai Juruselamat dan ayat 33-40, jelaslah bahwa akhirnya 3000 orang percaya kepada Tuhan Yesus.

Dari uraian di atas kita dapat belajar bahwa semua peristiwa dimulai oleh Roh Kudus, Roh Kudus yang mempersatukan dan Roh Kudus yang memimpin. Pekerjaan-pekerjaan besar yang dilakukan oleh rasul-rasul sampai berdirinya gereja adalah dimulai oleh Roh Kudus. Ketika Roh Kudus belum turun, tampaknya rasul-rasul tidak ada harapan, tapi begitu Roh Kudus turun mereka penuh dengan kuasa. Jelaslah bahwa ini adalah dimulai oleh Roh Kudus bukan manusia. Seumpama jika hari ini ada pendeta atau penginjil mengatakan bahwa gereja itu dia yang memulainya, maka pendeta/penginjil tersebut harus bertobat dan memperbaiki diri karena gereja dimulai oleh Roh Kudus. Oleh karena itu, pada hari Pentakosta kita melihat orang-orang Yahudi yang datang dari berbagai tempat ke Yerusalem percaya kepada Tuhan Yesus karena mereka dipersatukan oleh Roh Kudus. Yang manusia lakukan adalah membuat semuanya menjadi terpecah, tetapi yang dilakukan oleh Roh Kudus adalah mempersatukan semuanya. Cerita Menara Babel di Kejadian adalah contoh yang sangat jelas; karena kesombongan manusia akhirnya orang-orang tersebar ke segala penjuru tempat. Namun, pada hari Pentakosta oleh Roh Kudus orang-orang dipersatukan dan gereja didirikan. Demikian juga gereja-gereja masa kini, ketika ada masalah, perpecahan bukan satu-satunya jalan keluar tapi kita harus kembali kepada pimpinan Roh Kudus dan mohon Dia membuka jalan. Terakhir, kalau Roh Kudus yang memulai dan mempersatukan, Dia juga akan memimpin kita sampai pada akhirnya. Seperti pada waktu itu bagaimana Roh Kudus memimpin rasul-rasul melewati kesulitan besar, demikian juga hari ini Dia akan memimpin kita dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.

Keberadaan gereja kita sekarang adalah semangat yang dipertahankan dari Pentakosta, karena semua ini adalah pimpinan Roh Kudus. Setiap saat kita harus terus memohon pimpinan-Nya. Bagian yang lebih kecil dari gereja – keluarga demikian juga. Dengan semangat yang sama dimulai dari keluarga mengikuti pimpinan Roh Kudus, kemudian di gereja juga demikian mengikuti Dia. Dengan demikian, apapun yang kita kerjakan, baik di rumah maupun di gereja akan dapat memuliakan Tuhan kita.