Hits: 598

Penyataan Yohanes ini adalah satu persoalan yang diselidiki oleh para ahli pikir, filsut dan agamawan sejak zaman dulu tanpa bisa dipahami: apa yang dimaksud dengan Firman, bahkan Pilatus pada akhirnya juga bertanya kepada Yesus: “apakah kebenaran itu?”

  1. Mengapa tidak dapat menemukan jawabannya, karena pada kenyataannya kebenaran/firman yang dicari oleh manusia itu adalah Allah (Firman itu adalah Allah) Kalau Allah, berarti Dia adalah Tuhan pencipta yang tak terbatas, Mahatinggi dan Mahakudus. Dan kita manusia yang terbatas ini, bagaimana mungkin dengan berbagai keterbatasan kita dapat membedakan, paling juga hanya seperti orang buta meraba gajah saja. Seperti yang disebut dalam sejarah Tiongkok pada era “Ratusan Aliran Pemikiran” (700 SM – 221 SM) , masing-masing memiliki teorinya sendiri, tapi pada akhirnya semua ini tetap tidak dapat memberikan manusia jawaban yang sempurna.

Puji syukur kepada Tuhan, Yohanes tidak berhenti di sini, ia memberikan penjelasan mengenai apakah firman itu. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya (Yoh. 1:2-5)

  1. Mengapa kita merenungkan topik ini “Allah Hadir Bagi Dunia”? Natal adalah peringatan hari kelahiran Yesus Kristus. Dia adalah Allah, mengapa mau lahir menjadi manusia. Ini berbeda dengan harapan orang pada umumnya yang dengan berbagai cara bertapa dan melatih diri untuk menjadi superman, dewa, tuhan…, tapi Yesus Kristus justru Allah mau lahir ke dunia menjadi manusia. Jawabannya adalah Ia lahir bagi seluruh umat manusia. mengapa?

Kita tahu bahwa manusia tidak harus mati ketika diciptakan, Kej. 2:16-17, artinya kalau mereka tidak makan berarti mereka tidak akan mati. Meskipun setelah Adam dan Hawa makan, secara jasmani tampaknya tidak mati, tapi rohani mereka sudah langsung mati, (hubungan mereka dengan Tuhan telah rusak), maka secara alami mereka merasa malu, menutupi, bersembunyi…., yang lebih buruk lagi, dosa juga ikut masuk dan menguasai seluruh umat manusia.

Namun ada sebagian orang menyadari akan permasalahan ini dan mereka berusaha untuk melepaskan diri dari ancaman dosa dan kematian, lalu dengan segenap tenaga mencari “kebenaran”. Tetapi hasilnya sama seperti Pilatus ketika memeriksa Yesus sebaliknya bertanya kepada Yesus Kristus: apakah kebenaran itu? Atau apa yang dimaksud firman itu?

Benar, apakah kebenaran itu, bagaimana mendapatkannya? Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh. 14:6). Yohanes 1 telah menjawab pertanyaan ini.

  1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yoh.1:1), yang dimaksud pada mulanya berarti Dia sudah ada sebelum segala sesuatu di alam semesta, baik waktu dan ruang, yang berwujud atau tidak berwujud ada. Dia Tuhan yang ada selamanya dan dari kekal sampai kekal.
  2. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan (Yoh. 1:2-3). Karena itu Ia berkata kepada Musa: Dia adalah Allah “AKU ADALAH AKU.” Dia adalah Tuhan pencipta segala sesuatu, Tuhan yang Mahakuasa. Bukan Tuhan yang jauh tak terjangkau, atau tidak bisa dijangkau dan nihil, sebaliknya Dia sendiri yang datang ke dunia. Di sini dijelaskan mengapa datang untuk menyelamatkan yang hilang? Karena yang hilang, walaupun mempunyai kesadaran untuk mencari kebenaran, tapi hasilnya adalah sia-sia.

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh. 1:12); sesungguhnya pada mulanya manusia diciptakan adalah anak Allah, Luk. 3:38: “Anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah”. Tapi seperti yang dikatakan diawal manusia telah merusak hubungan bapa dan anak ini. Allah adalah adil, tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, sedangkan upah dosa adalah maut. Tapi bagaimana hati bapa tega membiarkan anak-anaknya terus menuju kebinasaan. Karena itu seperti yang dikatakan Yoh. 3:16 yaitu memberikan Anaknya yang tunggal Yesus Kristus yang tidak ada dosa untuk menanggung hukuman dosa, yaitu mati untuk menggantikan umat manusia yang berdosa. Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang ( Mat. 18:11). Bagaimana respon kita?