Hits: 2760
Ketika Paulus sudah tua dan dipenjarakan karena Injil, ia tetap memperhatikan jemaat-jemaat yang dilayaninya, terlebih jemaat Filipi, itulah sebabnya ia menulis surat Filipi. Kalau kita baca keseluruhan, isinya adalah tentang kesaksian pribadi Paulus, nasehat-nasehat kepada jemaat. Di dalam pasal 4 kita bisa melihat dua macam nasehat Paulus kepada jemaat Filipi:
- Menjaga keutuhan jemaat, yaitu harus sehati sepikir di dalam Tuhan. Secara umum di dalam satu organisasi perbedaan pendapat itu wajar, tetapi gereja adalah tubuh Kristus, anggota satu dengan yang lain harus saling melengkapi. Sekecil apapun perselisihan yang terjadi dalam jemaat akan sangat besar pengaruhnya di dalam kesaksian.
Kalau kita melihat latar belakang berdirinya jemaat Filipi itu sangat menarik karena bibit orang percaya pertama yaitu 1. Seorang wanita yang bernama Lidia. 2. wanita yang memiliki roh tenung. 3. Kepala penjara Filipi dan keluarganya. 4. Euodia dan Sintikhe. Mereka itu lemah tetapi ada di dalam Yesus Kristus, maka menjadi kuat. Allah memakai orang-orang yang dipandang lemah, supaya nyata kuasa Allah di dalam orang-orang tersebut (2kor. 12:9). Kalau yang dipilih adalah orang-orang hebat, mereka akan berpikir bahwa itu adalah hasil karyanya. Karena itu nasehat Paulus adalah jagalah keutuhan gereja. Jika ada perbedaan pendapat harus cepat diselesaikan, supaya tidak menghambat pertumbuhan gereja itu sendiri.
- Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan. Sukacita adalah ciri dasar kehidupan Kristen. Sukacita harus ada pada setiap orang Kristen, walaupun dilihat dari sisi manusia tidak ada alasan untuk bersukacita.
Secara umum orang bersukacita karena usahanya diberkati, sakitnya sembuh, kekayaan melimpah dll. Tetapi bagaimana kalau di dalam menghadapi berbagai persoalan hidup dan tidak ada yang bisa diandalkan, kita tetap harus bersukacita. Ini yang cukup sulit. Tapi ada yang harus diperhatikan di dalam nasehat Paulus ada kata “di dalam Tuhan”. Memang wajar orang bersyukur atau bersukacita di dalam keberhasilan dan dalam keadaan lancar, tapi ciri dasar orang percaya adalah bersukacita di dalam Tuhan. Artinya kita harus mengucap syukur di dalam segala hal/segala keadaan, baik dalam keadaan menyenangkan maupun menyedihkan, karena pimpinan Tuhan tidak pernah salah. Itulah sebab walau di dalam penjara Paulus tetap bersukacita. Ia mengagungkan Tuhan lewat doa dan pujian. Dari mulut dan hati Paulus senantiasa mengucap syukur kepada Allah. Ucapan syukur inilah yang membuat ia melihat kuasa Allah sungguh luar biasa. Di dalam kitab Korintus dia menyebutkan banyak sekali kesulitan hidup yang dialaminya: “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” ( 2Kor. 4:8,9, 17). Inilah sukacita di dalam Tuhan, sebab percaya pada Tuhan yaitu menyerahkan diri kepada Tuhan dalam segala hal. Bersyukur berarti kita memberi kesempatan kepada Tuhan sebanyak-banyaknya untuk bertindak.
Janji Tuhan bagi orang yang bersukacita dalam Dia adalah damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (ay. 7). Itulah sebabnya akhirnya Paulus katakan bersyukurlah / bersukacitalah senantiasa supaya kebaikan hatimu diketahui semua orang. Jadi tujuan sukacita adalah supaya dari kesaksian kita orang melihat siapa kita sebenarnya. Iman kita harus nyata di dalam cara hidup, tutur kata dan cara bagaimana kita mengatasi masalah hidup. Tidak hanya itu tujuannya, dalam ayat 5 dikatakan Tuhan sudah dekat artinya Tuhan ada bersama kita. Karena itu, janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (ay. 6). Akhirnya semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (ay. 8). Bagi setiap orang yang melakukannya namanya akan tercantum dalam kitab kehidupan. Artinya adalah setiap orang yang menyerahkan diri kepada Tuhan dalam segala hal, nama mereka akan dikenal oleh Tuhan.