Hits: 2277

Tema renungan hari ini adalah “Indahnya Bersama”. Ketika kita berkumpul bersama-sama beribadah apakah merasakan keindahannya? Bersama-sama itu bisa indah, tapi juga bisa sia-sia. Tentu harapan kita semua adalah indahnya bersama, dan memang ketika kita berkumpul bersama-sama seharusnya kita menikmati indahnya kebersamaan itu.

Kehidupan persekutuan sudah menjadi ciri khas jemaat mula-mula atau orang-orang percaya pada waktu itu (Kis. 1:4, 14; 2:1; 2:42-43; 47-48). Pada waktu Yesus makan bersama-sama dengan para murid, Yesus melarang mereka meninggalkan Yerusalem, Ia ingin mereka berkumpul bersama-sama menantikan pencurahan Roh Kudus. Kebersamaan mereka tidak berhenti sampai di situ, tapi terus berlanjut. Ketika Petrus berkhotbah ada 3000 orang bertobat dan mereka yang bertobat senantiasa berkumpul bersama-sama dengan para rasul. Melalui pelayanan Petrus dan Rasul-rasul lainnya, orang yang percaya semakin banyak dan mereka selalu berkumpul bersama-sama (Kis 4:32-37). Apa yang mereka lakukan? Mereka sehati dan sejiwa hidup dalam persekutuan yang indah, tidak ada yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah milik bersama; mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah, tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka. Artinya di antara mereka tidak ada yang namanya kaya atau miskin, semuanya sama. Sungguh indah, kehidupan persekutuan seperti ini. Seperti yang Pemazmur katakan: “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!”.

Dan kebersamaan yang indah ini terus berlanjut (Kis. 5:12-14). Apa yang mendorong mereka mau senantiasa berkumpul bersama-sama? Ketika mereka berkumpul ada kekuatan luar biasa terjadi: banyak mujizat terjadi, makin banyak orang yang percaya, orang sakit disembuhkan (Kis. 5:12-16). Walaupun akhirnya Petrus dan para rasul lainnya ditangkap dan dipenjarakan, tetapi kebersamaan mereka tidak pernah pudar, mereka bahkan semakin setia. Bagaimana bisa tercipta kebersamaan yang demikian indah dan luar biasa? Apa yang membuat jemaat mula-mula bisa terus mempertahankan kesetiaan mereka dalam hidup bersama?

Pertama, mengutamakan kepentingan bersama. Konsep pemikiran mereka seperti yang dikatakan Paulus: “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Flp. 2:4). Memperhatikan orang lain bukan hal yang mudah. Karena pada dasarnya manusia memiliki sifat egois, hanya memikirkan dirinya sendiri. Apalagi di tengah-tengah kesulitan hidup, kita sangat sulit memperhatikan orang lain. Tapi kita harus belajar seperti jemaat mula-mula memiliki konsep mengutamakan kepentingan bersama.

Kedua. Apa yang mereka lakukan, mereka lakukan seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia (Kol. 3:23). Ini adalah konsep hidup mereka. Dari kesaksian hidup mereka: menjual tanah atau rumah mereka, hasil penjualan tidak mereka bagikan sendiri kepada yang memerlukan, tapi mereka bawa ke hadapan para rasul, kemudian baru dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Gambaran ini menunjukkan apa yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk manusia tetapi untuk Tuhan.

Tidak ada orang yang dapat hidup seorang diri, setiap orang membutuhkan orang lain. Bersama-sama akan membuat pekerjaan atau beban kita menjadi ringan dan dapat berbuat banyak hal. Ketika berkumpul bersama-sama bisa menjadi sebuah TEAMWORK yang luar biasa. Jemaat mula-mula adalah TEAMWORK yang luar biasa. Kebersamaan jemaat mula-mula bukan hanya membuat hidup mereka bahagia tapi melalui kehidupan mereka banyak orang menjadi percaya dan keindahan hidup mereka menjadi sempurna.

Mungkin apa yang terjadi di Kisah para rasul dalam kehidupan bersama, tidak dapat diterapkan secara langsung untuk kehidupan kita masa kini, karena konteks dan latar belakang kehidupan mereka berbeda dengan kita pada zaman ini. Tapi yang terpenting adalah hidup bersama akan menjadi indah bila satu dengan yang lain saling memperhatikan, mendukung, menopang dan mengasihi. Inilah yang terjadi pada jemaat mula-mula. Kiranya Tuhan memberkati kita.