Hits: 739

Tidak tahu apakah Anda mendengar orang berkata: Anda sudah sangat beruntung, tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Bisa melewati hari-hari dengan santai. Benarkah seseorang bisa menikmati hidup ketika melewati hari-harinya dengan tidak perlu melakukan apa-apa? Orang seperti apakah itu? Yaitu pasien yang disebut manusia tumbuhan yang ditempatkan di bangsal perawatan intensif khusus. Siapakah yang mau menikmati hidup seperti ini?

Tema renungan hari ini adalah “Diciptakan Untuk Melayani”. Pelayanan/ pekerjaan adalah anugerah/berkat, beban, atau kutuk? Terutama orang-orang Kristen, tidak melayani apakah merupakan hal yang baik?

Kita melayani Tuhan, adalah seperti seorang hamba yang melayani tuannya, ini ditujukan untuk pelayanan kepada Tuhan Yesus Kristus, yaitu melayani Allah. Kita berada diposisi sebagai hamba Tuhan, untuk melayani Dia. Dia adalah Tuan kita dan obyek pelayanan kita.

Pelayanan kita kepada Tuhan setidaknya mencakup tiga aspek: Dari ketiga aspek pelayanan ini, jika kurang satu aspek maka akan menjadi pelayanan yang tidak sempurna.

  1. Pelayanan di dalam aspek posisi: Dalam Kisah para rasul dikatakan bahwa memuji, berdoa dan beribadah semua itu adalah melayani. Di dalam bahasa Yunani “melayani” dan “beribadah” sering dipakai kata yang sama. Kita adalah ciptaan, maka kita harus berdiri diposisi kita sebagai ciptaan untuk menyembah dan memuji Tuhan pencipta. Pelayanan ini sangat penting, banyak orang tidak memahami akan kewajiban tersebut maka lalai mempersembahkan doa, pujian, syukur dan ibadah setiap hari bahkan melepaskan pelayanan di dalam aspek posisi ini. Hal ini tidak dapat memuaskan hati Tuhan.
  2. Pelayanan di dalam aspek kehidupan: Inilah pelayanan di dalam kehidupan, yaitu menyatakan kemuliaan Tuhan melalui kehidupan. Ada perbedaan antara bahasa Mandarin dan Inggris di dalam Kis.1: 8. Dalam bahasa Mandarin dikatakan “menjadi saksi”, adalah mencakup tutur kata dan kehidupan kita. Seluruh kehidupan, karakter, kepribadian dan refleksi kita seharusnya “adalah” untuk menjadi saksi bagi Tuhan (Mat. 5:16).
  3. Pelayanan di dalam aspek pekerjaan: Kita memakai karunia yang diberikan oleh Roh Kudus untuk bekerja bagi Tuhan. Setiap orang harus menyelesaikan apa yang dipercayakan Tuhan dengan segenap hati dan tenaga di dalam posisinya. Ketiga aspek ini harus digabungkan barulah akan menjadi pelayanan yang sempurna.

Kita diselamatkan adalah untuk melayani: Dalam zaman Perjanjian lama pada awalnya bangsa Israel adalah sebagai budak Firaun di Mesir, yang dilayani adalah Firaun. Firaun menyuruh mereka bekerja keras untuk mendirikan kota-kota perbekalan. Mereka itu tidak mungkin bisa melayani Tuhan. Karena itu, untuk melayani Tuhan, orang harus diselamatkan dari dalam dosa dan dunia ini, lepas dari penguasaan Iblis. Hanya pada saat orang diselamatkan, barulah melayani Tuhan adalah hal yang tidak mustahil.

Karena itu, di dalam rencana Allah, penebusan manusia bukanlah suatu tujuan, tapi hanya suatu proses dan formalitas, tujuan akhirnya adalah supaya kita melayani Dia. Semua orang yang diselamatkan adalah diselamatkan untuk melayani Tuhan. Sering orang mengatakan bahwa orang-orang Kristen adalah orang yang paling egois di seluruh dunia! Kalian diselamatkan hanya untuk sendiri naik sorga. Sesungguhnya, untuk kebaikan kita, Allah menyelamatkan kita itu hanyalah tambahan, yang terutama adalah kita diselamatkan untuk melayani Dia. Jikalau hari ini oleh kasih karunia seseorang yang diselamatkan tidak bangkit melayani Tuhan, berarti dia sudah menyia-siakan anugerah Tuhan. Meskipun ia diselamatkan, tapi ia tidak terlibat di dalam tujuan Tuhan menyelamatkan. Di dalam tradisi pengajaran Kristen melayani Tuhan adalah persoalan minoritas, tetapi di dalam firman Tuhan, melayani adalah persoalan semua orang yang diselamatkan.

Dalam zaman Perjanjian lama, hanya keturunan dari Lewi yang dipilih Tuhan, dan diberikan karunia jabatan kudus sebagai imam, sehingga Harun dan keturunannya dapat melayani di hadirat Allah yang Maha mulia, dan menjalankan tugas untuk seluruh bangsa Israel. Suku Lewi yang lainnya, juga harus mengurus Kemah Suci atau Kemah Pertemuan, semua ini melambangkan gereja (Lht. Bil. 1:47, 53).

Puji Tuhan! Kita lahir di zaman Perjanjian baru, sejak Tuhan kita mati di atas kayu salib, tabir Bait Suci sudah terbelah dua, jalan masuk ke tempat maha kudus sudah terbuka. Sejak ini, anak-anak Tuhan bisa melalui Imam Besar yang telah naik ke sorga dan oleh darah-Nya dengan penuh keberanian masuk ke hadirat Allah Bapa untuk menyembah dan melayani Allah.

Di sisi lain, kita harus melihat dengan jelas perihal melayani Tuhan ini, bukan semata-mata karena kewajiban, tapi juga merupakan suatu kemuliaan yang tidak tertara bagi kita yang melayani-Nya dan hak kita yang luar biasa. Banyak orang berpikir bahwa kalau saya melayani Tuhan, sepertinya meninggikan Tuhan, dan menganggap diri sendiri memberi muka kepada Tuhan. Sesungguhnya Allah yang di langit memberikan kita kesempatan untuk melayani Dia, ini adalah Allah yang meninggikan kita, betapa mulianya ini! Allah memandang kita dan bermurah hati kepada kita supaya kita mempunyai kesempatan untuk melayani Dia. Pelaayanan sekalipun yang terkecil, bahkan yang tidak terlihat, tetap yang paling berharga.