Hits: 14

Di tengah hari-hari ini, orang sedang memperingati Qing Ming, yaitu tradisi membersihkan kubur keluarga, yang biasanya jatuh diawal April. Ini adalah sesuatu yang mewujudkan rasa hormat kepada orang tua yang sudah tidak ada, kemudian hal ini diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi. Apa sebenarnya makna dari tradisi Qing Ming ini? Mereka membersihkan kubur hanya pada waktu Qing Ming, karena itu hanya setahun sekali mereka pergi ke kubur. Tapi apakah itu yang Tuhan inginkan di dalam menghormati orang tua? Karena itu kita perlu kembali kepada Firman Tuhan. Dalam Keluaran 20 12 dikatakan : “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” Perintah ini disertai dengan janji yang luar biasa, yaitu “supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”. Bagi orang Israel, punya umur panjang dan tempat tinggal adalah dua hal yang sangat penting. Karena pada saat itu mereka tidak punya tempat tinggal dan mereka ingin umur panjang. Maka dua janji ini menjadikan perintah hormat kepada orang tua itu menjadi luar biasa. Itulah yang Tuhan yang inginkan, tetapi bukan hanya sampai di situ. Ketika kita melihat Perjanjian baru sebagaimana yang tertulis di bagian firman Tuhan di atas, Tuhan menginginkan supaya identitas kita sebagai anak-anak Tuhan, itu menjadikan sesuatu yang berbeda,  ayat 12 berkata : Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya orang lain dapat melihat siapa sebenarnya mereka. Demikian juga hari ini kita hidup di tengah-tengah orang-orang di sekitar kita, dan Tuhan juga ingin orang melihat siapa sebenarnya kita. Itulah sebab 1Ptr.2:17 Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!

Hormat menurut Firman Tuhan adalah suatu sikap yang diekspresikan dalam tindakan kepada mereka yang dihormati. Perjanjian Lama menunjukkan kata hormat diberikan kepada orang tua (Kel. 20:12), dan TUHAN (Yos.7:19). Kata hormat di sini menunjukkan memberikan kemuliaan. Dalam Perjanjian Baru hormat diberikan kepada orang tua (Mat.19:19), semua orang dan raja (1Ptr.2:17), bahkan kepada janda (1Timotius). Di sini lebih ditekan memberikan penghargaan, sehingga dalam arti kata hormat itu di satu pihak memberikan keutamaan dan kemuliaan, tetapi dipihak lain menunjukkan bagaimana kita memberikan penilaian yang berharga. Itu sebabnya hormat menurut Firman Tuhan bukan karena kedudukan yang lebih tinggi tetapi karena kita memberi tempat bahwa dia yang utama, itu berarti fokus kepada pribadi yang dihormati lebih dari sekedar kedudukannya. Maka ketika kita menghormati orang tua bukan hanya karena dia punya kedudukan sebagai orang tua tapi karena pribadi mereka sebagai orang tua. Demikian juga ketika kita menghormati Tuhan kita, kita menghormati-Nya sebagai pribadi yang kita hormati. Dengan memberi hormat itu maka kita memberi “ruang” dalam hidup kita untuk kehadiran pribadi tersebut. Ruang itu membuat kita mau tunduk kepada raja, taat kepada Tuhan dan bakti kepada orang tua.

Dalam kita berbakti atau sikap kita kepada orang tua, Firman Tuhan banyak nasehatnya. Sikap hormat diwujudkan dengan mendengarkan didikan ayah (Ams. 13:1), tidak sia-siakan ajaran ibu (6:20), menjadi orang bijak, bukan bebal (Ams.15:5, 17:25), tidak menghina ketika ibu sudah tua (Ams.23:22). Ini semua adalah sikap yang ditunjukkan semasa orang tua masih hidup.

Firman Tuhan juga dengan jelas memberi peringatan bagi yang tidak menghormati orang tua : Yang mengutuki akan dihukum mati (Kel. 21:17), pelitanya padam di waktu gelap (Ams. 20:20), yang mengolok-olok ayah dan tidak dengar ibu dipatuk gagak dan dimakan rajawali (Ams.30:17), Anak yang menganiaya dan mengusir orang tuanya, adalah anak yang memalukan dan tercela (Ams. 19:26). Kita menghormati orang tua karena hal itu juga merupakan perintah Tuhan.

Apa arti hormat dan bakti di hadapan Tuhan? Yaitu harus keluar dari hati dan didasari oleh kasih, bukan sekedar tindakan diluar. Bukan hanya itu, tapi biarlah itu menjadi sebuah wujud pengakuan akan kehadiran mereka yang bermakna dalam kehidupan kita. Dunia membedakan hormat dan bakti, tapi di hadapan Tuhan itu merupakan satu hal yang satu. Hormat dan berbakti itu bukan hal yang hanya di permukaan, tapi harus keluar dari hati yang sungguh mengasihi dan menghormati.